Kamis, 31 Desember 2009

Dana Kembang Api Untuk Fakir Miskin

Yang bertahun masehi adalah bukan orang islam, tetapi yang sangat antusias "merayakan" adalah orang islam, itu bukan persoalan sesungguhnya menurut saya.

Bayangkan saja, satu stik kembang api sekitar 20-25 ribu rupiah,.... berapa banyak orang yang membakar uang itu ? Jawabnya tidak terhitung, dan berapa banyak fakir miskin yang masih kurang kenyang pada malam "pembakaran dana" yang seharusnya jadi hak mereka itu ? Jawabnya masih sangat banyak, saya tidak pernah mempersoalkan anda membakar kembang api tentu saja itu uang anda sendiri, dan uang anda tentu saja anda berhak apa saja untuk menggunakannya - saya hanya memberi gambaran bukan melarang anda - dan yang menjadi kenyataanya adalah bahwa orang kaya tidak terasa uang yang dibakar-bakar pada tanggal 1 januari (malam-malam pula, tidak istirahat dengan baik dan besoknya lupa sholat shubuh, dan lain sebagainya,....) adalah uang yang seharusnya anda (orang muslim) sedekahkan kepada kaum dhuafa yang berada disekitar anda, semeriah apapun kembang api anda tidak akan berpengaruh banyak pada mereka yang dengan perut lapar menyaksikan kehingar-bingaran kembang api yang anda bakar. Cam kan apakah saya ini menyinggung anda ?

Saya bayangkan betapa banyak uang yang terkumpul dengan efektif (berhasil guna), bila pada pagi hari tanggalnya (contoh saja 1 januari), bagi-bagi rizki kepada kaum miskin yang jumlahnya kian hari kian bertambah dan mereka saudara kita, karena tidak jadi pesta kembang api maka uang itu jauh lebih indah daripada cahaya dan letupan kembang api,....bukankah senyuman dari orang yang berterima kasih akan membuat anda lebih berarti, dan lebih jauh dari itu keikhlasan kita tidak akan sia-sia (dunia dan akhirat - didunia banyak orang yang cinta dan sayang kepada kita di akhirat pahala sedekah yang tidak ada bandingnya,....)

Ucapan kosong ini mengakhiri tahun "lama" masehi dan mengawali tahun "baru" masehi yang menjadi "titik tolak" pembakaran uang sedekah kaum miskin.

Anda membaca, saya memberi gambaran, pilihan ada pada diri anda

terima kasih, selamat tahun baru hijriyah 1431, semoga kita sudah hijrah dari kegelapan menjadi cahaya, dari buruk menjadi baik dan non-muslim menjadi islam, dari yang tidak sadar menjadi sadar, dari pelit menjadi pemurah.

Kalau tidak keberatan silahkan kasih komentar ,...saya tunggu

Senin, 23 November 2009

Nasionalisasi Mungkinkah

Dalam sejarah terusan Zues pernah dikuasai bangsa lain, dan presiden Mesir kalau tidak salah Gamal Abdul Nasser, tahun 1956, biarpun ditentang oleh Prancis, Inggris dan tentu Israel,...tetap tidak bergeming agar tetap dinasionalisasi dikuasai oleh Yang Punya Tanah yakni Mesir, dan jadilah terusan yang sangat ramai = dan memang berada didaerah kekuasaan mesir= ini menjadi milik Mesir seutuhnya, bukan "disewa" pihak asing seperti Prancis, apalagi dikuasai,...sungguh contoh heroik yang nyata di jaman sekarang, dan kita rasanya (baca :pejabat kita) lebih senang = memprivatisasi = asset negara yang mengandung dan diperuntukkan bagi rakyat banyak,....contohnya satu saja, Indosat, jaman presiden Megawati Soekarno Putri, diprivatisasi atau malah di"lego" keluar negeri (pembelinya adalah Perusahaan Telekomunikasi Singapura), ibarat punya CCTV remotnya dau diberikan kepada Singapura, segala kegiatan kita bisa dipantau seenak perut mereka sendiri,.....dan anehnya ini tidak pernah "terpikirkan" oleh pejabat yang berkuasa,....Indosat adalah salah satu contoh kecil, bagaimana dengan pulau yang dicaplok Malaysia? Sipadan dan Ligitan ? Jawabnya pun sama, karena kita lebih senang "memprivatisasi atau bahkan menjual aset bangsa ini dengan "blunder" yang sangat tidak masuk akal, sudah rugi membahayakan pula. Bagaimana mungkin kita bisa menasionalisasi berbagai perusahaan asing yang sangat merugikan bangsa ini, bila dalam benak pejabat hanya ingin "menjual, menjual, dan menjual" dengan harapan, adanya komisi, komisi dan komisi, tidak peduli bangsanya akan hancur, tidak peduli rakyatnya menjadi korban, yang penting dapat "jatah" dari aksi "obral tanpa dosa" ini.
Bisa mencontoh presiden Gamal Abdul Nasser adalah isapan jempol belaka, atau khayalan tingkat tinggi setara mimpi disiang bolong. Cam kan dengan baik, yang akan saya sebutkan berikut ini :Freeport, Exxon Mobile, Blok Natuna, Blok Ambalat, Timor Timur, Indosat, ...... apakah TIDAK MUNGKIN dinasionalisasi, adakah yang berani seperti presiden Hugo Chavez (venezuela) yang mengusir pemilik modal asing yang "merugikan bangsanya", sekali lagi yang merugikan bangsanya (venezuela) lalu dinasionalisasi, kalau yang mau kompromi dengan Pak Hugo - yang jelas menguntungkan rakyatnya - boleh bercokol disana tetapi dengan pengendalian pemerintah Pak Hugo Chavez, ini luar biasa, tidak seperti Indonesia, negeri yang sangat BANCI dan MALU-MALUIN dalam membela rakyatnya,.....biarlah pembagian hasil yang sangat tidak adil, demi pembangunan - pertanyaanya adakah Insinyur yang berasal dari Indonesia, yang bisa menggantikan tenaga asing yang dibayar mahal itu ?, atau berpuluh-puluh tahun hanya ada orang dungu yang menyandang gelar Sarjana Teknik (Perminyakan, Metalurgi, Pertambangan dll) ?? Adalah hal ini mustahil, banyak jenius produk dalam negeri dari Indonesia asli - bukan orang indo melainkan orang Indonesia - pembagian yang adil adalah 55 pemerintah dan 45 si penyewa/pengelola karena kita yang punya, bukan bagi hasil antara monyet dan manusia, 15 untuk yang punya dan 85 untuk yang menyewa,....bahlul.
Cukup geram kalau saya tuliskan hal ini, tetapi adakah yang ingin menyadarkan diri kalian, menyadari bangsa ini JANGANLAH DIGADAIKAN, janganlah tangan asing yang KOTOR dan KEJAM membasuh-basuh bumi muslim ini dengan perusakan dengan IMBALAN Yang AMAT BESAR (85%),....ayolah realistis, barangkali jaman tahun 1965 mereka masih dibutuhkan dengan sangat karena LULUSAN yang JADI INSINYUR belum banyak, yang expert belum banyak yang mumpuni masih sedikit, tapi sekarang yang jenius sudah berjibun, yang akhli tak terhitung mengapa kita masih saja memakai "mereka", kata yang pas untuk negara yang cerdas adalah PULANGKAN SAJA mereka yang telah sekianlama menjadi benalu di atas bumi nusantara ini, dengan baik-baik ataupun dengan "terpaksa", ini layak bagi sebuah negeri yang sudah merdeka dan mempunyai kemampuan. Mereka ibarat RODA CADANGAN pada sepeda mini - khusus untuk balita - bila sudah bisa mengendarai dengan RODA DUA mengapa RODA CADANGAN masih TETAP DIPASANG ? Sangat menganggu pemandangan dan dipertanyakan fungsinya, atau pantasnya dijadikan barang antik saja, anak lima tahun juga tahu, dikemanakan BARANG YANG SUDAH KADALUWARSA FUNGSINYA,....B-U-A-N-G.
Saya sebutkan apakah ini daftar privatisasi atau malah yang akan dilego ke orang asing. Pertamina, PLN, Industri PUPUK. Kalau semua mau diprivatisasi mengapa kita tidak "menyewa saja orang swasta" untuk menjalankan negeri ini, atau impor orang asing sekalian untuk menjalankan pemerintahan. Berpikir dengan jernih, bukan dengan emosi. Yang terakhir JANGAN PERNAH ADANYA REFERANDUM lagi dengan pilihan Merdeka atau Gabung NKRI. Karena sudah jelas mereka akan memilih MERDEKA. Karena mereka PINTAR, merdeka berarti lepas dari orang-orang yang JUMUD dan NON-Kreatif.
Coba direnungkan dengan masak-masak, terima kasih.

Sabtu, 14 November 2009

Negeriku Kapan Kamu Terjaga

Ingat akan Referandum Timor-Timur yang menjadikan kita "kehilangan" propinsi yang ke 27 yang kita cintai, banyak saudara kita yang disana dari berbagai suku yang ada di Indonesia? Jangan ada referandum lagi - kalau dilakukan secara fair dan jujur pasti deh sebagian besar rakyat Timor Timur memilih menjadi Indonesia, karena fraksi Fretilin sudah lama menjadi "momok" bagi bangsa mereka sendiri - tapi anehnya kenapa mereka menang ???? Ini yang harus diwaspadai bila ada gejala referandum di negeri ini - khusus didaerah konflik, apalagi daerah konflik itu mempunyai Sumber Daya Alam yang melimpah (PAPUA, ACEH, MALUKU, SULAWESI - saya tidak sebutkan konflik apa), tetapi seolah-olah ada skenario yang mendalanginya.......

DAERAH KAYA SUMBERDAYA ALAMNYA HARUS DIBIKIN KONFLIK, DAN USAHAKAN UNTUK REFERANDUM, LALU KITA CURANGI AGAR LEPAS DARI INDONESIA,...TENTU SAJA KEKAYAAN ALAM YANG MELIMPAH ITU AKAN KITA SIKAT HABIS, KITA BUNGKUS, DAN KITA JADIKAN NEGERI PERAHAN KITA.

Apakah yang saya tuliskan ini masuk akal ? Tidak perlu anda berpikir yang "terlalu polos" untuk menghadapi politikus yang kotor - neolib, nekolim (istilah Bung Karno) - yang dengan licik dan licin menggedor setiap celah kelemahan yang ada lalu mereka kuasai setelah "lepas" dari NKRI ini, sekarang apakah kehidupan rakyat Timor Timur lebih baik ??? Saya tidak tahu, tanyakan kepada rakyat kecil mereka, apakah mereka memilih sebagai WNI yang merdeka atau menjadi warga Timor Leste yang "merdeka",...itu bukan hak saya untuk menjustifikasi dan memvonis, biarlah mereka yang menjawabnya, tetapi pada garis besarnya, ada tangan-tangan asing yang kuat yang melanggengkan keberhasilan -faksi fretilin - untuk menguasai negeri Timor Timur itu, dan yang ditinggalkan kepada Para Jenderal Kita adalah DOSA HAM,.... apakah masuk akal kita membela negeri sendiri dari SEPARATIS lalu melanggar HAM ??? Apakah ada bedanya antara membunuh orang tidak berdosa dengan mempertahankan kedaulatan negara ? Atau hanya akal-akalan mereka saja yang berkepentingan menguasai Timor Timur ?? Saya masih menganggap mereka adalah saudara kita, berpuluh tahun mereka bersama kita mebangun bangsa Indonesia,.....kasihan Indonesia.

Saya tidak ingin adanya Timor Leste kedua,... daerah yang kaya sumberdaya alamnya setidaknya harus dikelola oleh pribuminya sendiri, bukan pihak asing yang membiayai "kerusuhan" lalu mengusulkan "referandum" setelah itu dia menguasai daerah itu. Sebenarnya para pemimpin negeri ini telah membaca "gelagat" tersebut sayang tidak ada tindakan yang nyata dari mereka, lebih enak memang mendapat komisi (kecil saja) daripada repot-repot mengeksplorasi dan mengeskploitasi kekayaan alam ini (tiap bulan terima "uang buta"/upeti), padahal anda tahu prosentase dari pembagian itu bukan ?? Saya sebutkan sebagai SATU contoh sangat kecil saja : perusahaan minyak Exxon Mobile berbagi dengan Indonesia (ini ada MOU - perjanjiannya yang sangat jelas jelas merugikan, tapi faktanya tetapi dengan senang hati diparaf, mantap lagi membuat parafnya,...nau'dzubillah min dzalika)....berapa anda menyangka keuntungan bagi hasilnya ? 50:50 ? 60:40 ??? 55:45 ??? tidak, sama sekali tidak mereka yang BODOH mau memaraf (katanya atas nama bangsa indonesia) hanya 85:15, GILA, Gila, gila.......alias keblinger dan menggadaikan bangsa ini, ......tetapi 15% tadi apakah masuk kas negara atau tidak? Tidak ada yang tahu yang jelas ini SANGAT MERUGIKAN, bertentangan dengan pasal 33 UUD 1945, dan yang jelas HAK bangsa ini dijual habis. Saudaraku ini baru satu contoh dan ini valid (browsing saja di Google, tentang Freeport, Blok Natuna dll), saya tidak "menentang pemerintah", saya tidak meremehkan semua pihak, tetapi sangat menyesalkan hal yang seperti itu. APAKAH TIDAK ADA ORANG INDONESIA YANG BERTITEL INSINYUR YANG PAKAR DIBIDANG PERMINYAKAN ?? Sehingga "menjual negeri" ini hanya karena ingin KOMISI busuk, kecil mungil itu ????

Kegeramnanku jangan anda anggap sebagai benci pemerintah, saya sangat taat kepada pemerintah, pajak saya bayar, SIM, KTP saya punya dan tidak menyimpan UANG DOLLAR karena saya cinta rupiah ?? Saya kira sudah cukup keterangan saya mengenai BETAPA SAYA CINTA NEGERI INI, biar dikatain negeri korup, negeri bedebah, negeri pendusta, dan sebagainya tetap SAYA LAHIR DISINI, dan jelas kelahiran saya disini tidak dengan CUMA-CUMA mesti ada MISI yang saya emban, dan semoga itu misi yang besar,....ataupun misi yang sangat kecil, tetapi pasti ada rencana Allah Swt, mengapa saya dilahirkan di Indonesia ini ? Bukan di negeri yang lain,....dan mengapa saya menyadari tentang kejanggalan yang terjadi ?? Dan saya bisa berbagi dengan anda yang kebetulan membaca posting ini,...

Untuk pemerintah secepatnya para pemimpin mawas diri dan istghfar (bagi yang muslim), dan bagi yang non-muslim ada cara tersendiri,...jadikan negeri ini "merdeka kembali" bukan negeri terjajah secara terselubung dan selubungnya sangat halus,....

Pak Pemimpin dan Tuan Anggota Dewan,....apakah saya termasuk orang yang naif ?? Atau orang yang progresif - visioner yang sependapat dengan Anda-Anda "yang terhormat",....jadikan diri anda bisa berdikari - lagi-lagi ini istilah Bung Karno, beliau visioner dan pemberani, dan cinta banget Indonesia, dalam beberapa hal saya sependapat dengan beliau, dan beberapa hal saya tidak sependapat, dalam kapasitas belum ada yang seperti beliau di negeri ini tentang keberanian yang beliau tularkan kepada generasi penerusnya. Lantang berbicara tentang ketidak sukaan adanya NEKOLIM - terjadi saat ini - berdiri di kaki sendiri, menjadi orang Indonesia ASLI bukan BONEKA dari bangsa lain yang jelas-jelas mempunyai nafsu menjajah - imperialis - saya tidak akan menyebutkan bangsa mana tetapi sudah kasat mata kita semua tahu akan hal ini,....saya tidak membenci bangsa nya tetapi membenci perilakunya yang menganggap bangsa lain sebagai bangsa perahan, bangsa koloni, bangsa jajahan,....

Solusi : PERTANYAAN APAKAH KITA SUDAH MERDEKA BETULAN ?
JAGA NEGERI INI DARI PERPECAHAN ATAU PECAH SEKALIAN, pilihan ini sangat berat dan jangan sampai terjadi,....

Terima kasih, berbeda pendapat adalah rahmat, dinamika dan lambang kedewasaan, lambang kemerdekaan berpikir yang logis.

Senin, 02 November 2009

Jaga Anak Istrimu dan Bahaya Televisi

Televisi adalah Dewa,....
Televisi adalah Master Hypnotis
Televisi adalah Tong Sampah
Televisi adalah Biang Gosip
Televisi adalah Tabung Terkutuk
Televisi adalah Pembuat Keblinger
Televisi adalah Brain Washer
Televisi jauhilah dia, sebelum anda KECANDUAN dengan nya,....
Televisi adalah Teladan Berbuat Kriminal
Televisi bisa mendidik, tapi kebanyakan memberikan didikan jahat
Televisi adalah Banyak Tayangan Amoral
Televisi adalah Cermin Retak, dan AmbiguitasKompleks
Televisi adalah Corong Setan, bagi yang terlena
Televisi adalah Tabung Pembuat Malas, termasuk malas membaca
Televisi adalah Pembodohan
Televisi adalah Gambar Penggoda (balita kita)
Televisi adalah Inang Pengasuh Yang Jahat
Televisi adalah Pendidik Sesat Yang Ulung
Televisi adalah Pendoktrin Opini Kita
Televisi adalah Pemerkosa Kemerdekaan Berpikir Kita
<<<<<>>>>>
Mengapa barang BEGINI BERBAHAYA di SAJIKAN untuk anak-anak kita ??
Bila belum bisa tidak menontonnya, kurangilah menontonnya, banyak hal yang lain yang lebih penting dalam hidup ini daripada NONTON TV,....buang-buang waktu dan anda menjadi terbelenggu dengannya, bukan saya anti televisi, bukan saya mengharamkan televisi, tapi saya menawarkan sedikit gambaran BAHAYA nya televisi. Tidak ada provokasi, tidak ada hasutan dan tidak ada maksud buruk saya,....memperingatkan orang lain bukanlah sebuah kejahatan bukan ?
Dan tidak terbantahkan bahwa saya juga merasa menjadi korbannya. Berhenti kecanduan televisi dan mulailah dengan kehidupan nyata yang memang sulit tetapi lebih nyata dan kita bisa mengubahnya menjadi lebih baik.
Mengapa anda membenci seorang artis misalnya hanya gara-gara dia bergonta-ganti pasangan dan sombong, padahal KENYATAANNYA artis tersebut TIDAK KENAL ANDA, dan ANDA PUN TIDAK KENAL MEREKA LANGSUNG, ketemu pun belum....jadi apakah ini sebuah KEBAIKAN menurut anda, apakah akal jernih anda telah dipelintir ????
Saya memberi gambaran dan anda bisa memilah dan memilihnya.
Bukan provokasi, sebuah kesadaran akan timbul dari perbedaan yang anda lihat, dengan pikiran yang sehat, sekali lagi pikiran yang sehat. Bukan dari luar kesadaran anda.
Terima Kasih

Selasa, 15 September 2009

Kerja Kontrak

Entah darimana ide yang muncul dengan adanya kerja kontrak. Dengan menghitung-hitung laba dan rugi yang tidak berpihak kepada pekerja sedikitpun, pihak pengusaha selalu berpatokan kepada keuntungan dan keberlanjutan bisnis, juga tidak mau disalahkan dengan adanya sistem kerja kontrak tersebut, mereka bilang "manut" pemerintah. Nah, lalu apakah dengan mengikuti semua kemauan pemerintah harus berarti mengorbakan rakyat ? Pemerintah kalau ditanya dan dalam janji-janji ketika akan ada pemilihan umum / pilkada selalu saja berpihak kepada wong cilik. Tapi kita semua tahu itu. Hanya janji dan sedetikpun pemerintah tidak pernah berpihak kepada wong cilik, keberpihakan pemerintah kepada orang kecil hanya dalam WACANA, dalam RUU, dalam berbagai Rencana-rencana yang dalam pelaksanaannya tidak pernah menjadi suatu manifestasi tetapi hanya sebatas itu saja, wacana dan rencana yang tak jarang malah dipetieskan.
Lalu bagaimana selanjutnya pemerintah ? Pengusaha dan Rakyat kecil?

Pemerintah lah sumber keadilan dan sekaligus bisa jadi menjadi sumber ketidakadilan, sumber kesejahteraan sekaligus sumber kesengsaraan, tergantung bagaimana keberpihakan pemerintah kepada rakyat kecil, semakin baik memberikan hak rakyat kecil semakin makmur bangsa ini dan saya yakin kalau rakyat kecil naik kelas tidak ada lagi yang namanya kerja kontrak semacam ini, yang membuat pengusaha menjadi untung dengan menghisap buruh, dan tidak memberi THR karena masa kontraknya dibuat sedemikian rupa pas selesai sebelum lebaran.
Bagaimana solusinya, hendaknya pejabat yang berwenang menggunakan nurani untuk mengatasi hal sangat mendasar ini.

Sabtu, 25 Juli 2009

Membuang Waktu

Banyak sekali cara membuang waktu yang sia-sia, saya berpendapat bahwa ini adalah salah satu bentuk penjajahan secara halus dari pihak luar negeri - barat - yang ingin mengacaukan kekuatan kita dalam membangun bangsa ini khususnya generasi mudanya. Lihat betapa fashion-food telah "menelikung dan membelenggu" sebagian besar bangsa ini, sekali lagi khususnya kaum mudanya.
Fashion membelenggu dengan adanya tren-tren baju u can c (you can see), anda tentu maksud dengan you can see artinya baju yang sangat minim, belum lagi dengan gaya-gaya hidup kebarat-baratan yang tidak produktif sama sekali,...buang-buang usia muda dengan tidak ada manfaat yang berarti, face book-an seharian, chatting sampai malam, ketagihan internetan yang menjurus ke keranjingan, dan membunuh waktu dengan main domino, bahkan berjudi beneran.
Akan tetapi semua itu sangat "membanggakan" bagi sebagian besar anak-anak indonesia....
Penyebar virus ini pasti tertawa puas dengan hasil yang sangat memuaskan.
Food pun demikian kita sekarang memakan makanan yang tidak jelas bahannya - karena ada resep rahasianya. Karena resep rahasia, siapa yang bisa mengatakan bahwa bahan-bahan makanan itu =sangat berbahaya= atau bahkan bisa menimbulkan mutasi, kangker dan penyakit "modern" yang lainnya, darah tinggi, gula, dan cepat tersinggung - sangat mirip dengan hewan - kendali emosinya sangat rentan ?? Siapa yang menjamin kehalalan dan thayyibnya makanan luar yang kita gandrungi itu ? Siapa yang bisa menjamin bahwa itu tidak dibuat dari bahan melalui rekayasa genetika yang bisa menimbulkan mutan - sel yang bermutasi bisa menjadi kangker, kalau kita yang bermutasi akankah kita menjadi manusia yang wajar dan waras lagi ?? Tidak ada jaminan sama sekali, tetapi sayang kita selalu saja dicekoki dengan resep-iklan-tv yang mengatakan bahwa perbuatan kita adalah TREN GLOBAL, nah tren global apakah semuanya baik ??? Tidak ada jaminan.
Solusinya kita tidak sedang berburuk sangka kepada barat, tetapi watak dari IMPERIALIS tetap kental dengan mereka, tidak mungkin dengan ikhlas melepaskan "bekas jajahannya". Yang membuat mereka dengan gencar menghambat dan memandulkan kekuatan negeri ini dimasa mendatang dan dengan menggerogoti kemampuan dan kemauan pemuda-pemudanya maka masa depan indonesia ini sudah berada di kendali mereka. Dan siapakah yang bertanggung jawab akan hal ini ? Jawabnya adalah kita sebagai orang tua, hendaknya memperhatikan pemuda-pemudi kita jangan sampai terseret gelombang global yang merusak dari fashion-food-dan football. 3F ini terbukti mampu mengendalikan bangsa ini, sehingga bertahun-tahun membangun tetap menjadi bangsa yang terbelakang, kalau tidak mau disebut bangsa yang mengalami kemunduran.
Terima kasih

Sabtu, 27 Juni 2009

Kenyataan Hidup

Kalau melihat teman yang sukses hati saya selalu bergembira, daripada melihat teman yang tidak sukses sangat menyedihkan, kenyataan hidup memang berbeda tetapi kita harus menyikapi posisi kita dengan besar hati.
Adakalanya teman yang kita anggap tidak bisa berbuat apa-apa, ternyata kemudian hari dia lebih berhasil dari kita, dan sebaliknya ada teman yang kita anggap hebat eee ternyata situasinya tidak kalah buruk dengan kita bahkan dia dalam ketidakmapanan.
Karena manusia bukanlah mesin dan manusia ada yang mengatur. Kalau sebuah mesin dengan sebuah program khusus tidak bisa beralik keprogram yang tidak diisikan di sotfware nya tetapi manusia adalah makhluk yang lebih tinggi dari mesin maka sekarang dia bodoh barangkali tetapi karena manusia bisa "meng-ugrade dirinya", meng-update ilmu pengetahuannya" maka boleh jadi yang tadinya bodoh menjadi sangat pintar. Cara meng-update dan upgrade manusia jalannya berbeda-beda ada yang belajar itu dari pengalaman, dari pendidikan (kuliah, kursus,training).
Kenyataan hidup kita tidak boleh dibandingkan dengan orang lain jika itu hanya akan membuat kita sakit hati atau pun menjadi sombong. Kalau kita sebagai manusia hendaknya bisa menempatkan diri pada tempat yang benar, bukan memaksakan diri berada ditempat yang salah. Menempatkan diri ditempat yang benar adalah kita menyadari tentang keberadaan kita, status sosial kita dan harga diri kita, memandang "ke atas" sesekali saja untuk memacu semangat kerja kita atau memberi gambaran tentang diri kita dimasa depan dengan kerja yang sama dengan orang yang kita pandang, tetapi lebih seringlah melihat "ke bawah" artinya memangdang orang yang keadaanya lebih kurang beruntung dari kita, sehingga akan timbul sikap syukur kita, akan menyukuri apa-apa yang ada pada diri kita. Dan ini memang kenyataan hidup, bagi kita yang merasa masih memiliki cita-cita yang belum terlaksana dekatkanlah diri anda kepada Allah Swt dan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya, bagi anda yang merasa telah sukses dalam semuanya, bersyukurlah kepada Allah Swt, agar DIA memberi yang lebih baik lagi.
Kenyataan hidup memang terkadang tidak sesuai harapan kita, tetapi dengan rela menerimanya akan membuat kita melangkah dan menempatkan diri pada jalan yang benar.
Orang Islam itu menakjubkan kalau ia dicoba dengan kemiskinan ia bersabar dan itu pahala baginya dan kalau dicoba dengan kekayaan ia bersyukur dan itu juga pahala baginya.

Bonus download: Driver untuk Smart Haier 2100 (lebih stabil)

Rabu, 08 April 2009

Hari Ulang Tahun Afi

"Mas empi tanggal 17 april nanti ulang tahun ya,... selamat yang mas empi, semoga mas empi baik-baik saja dan tidak kurang suatu apa,.... eh mas empi baru 8 tahun bukan ? Ya bilangin pada bapak hadi agar mau memberi hadiah dan kado yang keren,... dan semoga mas empi sekolahnya tambah rajin, sebab bila tidak rajin belajar pasti deh mas empi akan ketinggalan sama teman-teman mas empi yang rajin belajar", ucapan ulang tahun dari adik ayya.

Ya benar dengan ulang tahun anaknya mas hadi yang ke 8 tentunya mas hadi sudah berumur 35 tahun sekarang, belum persis 35 sih masih 34 tahun, dan saya juga mengucapkan selamat ulang tahun ke 8 buat Afi semoga panjang umur dan tidak malas belajar, jangan lupa nasi kuningnya untuk saya.

Terima kasih

Jumat, 13 Maret 2009

Janji Gombal Diobral

Dahulu kala saat memilih pemimpin adalah mereka yang kompeten tetapi tidak punya ambisi pribadi untuk memimpin kaum dan masyarakatnya, mereka tidak menerima tampuk pimpinan dan tahta sebagai sesuatu yang diburu, tetapi sebagai sesuatu yang dianggap sebagai amanah, yang merupakan barang yang berat yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan Tuhannya, tidak mudah menjadi pemimpin, berat membimbing umat dan lain sebagainya. Biasanya mereka menolak dengan halus tetapi "dengan terpaksa" karena biasanya didesak dan diangkat secara aklamasi oleh masyarakat maka mereka menjadilah pimpinan yang memang mereka percayai dan mereka segani dengan dasar yang kuat memberikan mandat dan kepemimpinan kepada mereka yang memang terpilih. Dan biasanya pemimpin yang demikian memimpin dengan sangat baik dan masyarakatnya pun patuh kepadanya, hukum berjalan dengan sangat baik karena berada ditangan yang benar dan tepat.
Kita bisa melihat sekarang, para "calon" wakil dan pemimpin rakyat kita, saling berlomba menonjolkan kepintaran (adiguna), kebesaran namanya (adigung), dan bala tentara dan pengikutnya (adigang), dan yang terjadi adalah rakyat jadi merasa tumben, dan dalam hati berkata : "Tumben, ini foto siapa ? tahu-tahu akan memberikan sesuatu (janji gombal), kepada masyarakat, padahal kita tidak kenal mereka, dan kalaupun kenal juga tidak akrab-akrab amat", gambaran ini sederhana tetapi itulah yang terjadi, beberapa orang ingin tampil menjadi pemimpin, berani sekali menyongsong sebuah "amanah yang berat", berani sekali bertanggung jawab dihadapan rakyat dan Tuhannya,... tidak takut mengkhianati amanat dan tidak takut dengan diselewengkannya amanah. Dan yang terjadi memang tidak jauh berbeda dengan perkiraan, mereka yang berani "mengejar" tampuk pimpinan pastilah mempunyai target dan pamrih didalamnya, tidak ada yang merasa tahta dan tampuk pimpinan sebagai amanah yang berat, tetapi mereka malah menganggap tahta dan tampuk pimpinan sebagai sebuah kesempatan emas untuk mengumpulkan harta, menimbun kekayaan, korupsi dan lain sebagainya, mereka lebih bangga menjadi pengkhianat amanah daripada berhati-hati dengan amanah yang berat tersebut. Pemilu hanya memunculkan pemimpin model yang begitu.....yang sangat parah dan tidak kompeten dan serakah,....dari dulu hingga kini,..tentu saja pemimpin yang tidak ikhlas, ya kalau kompeten sih masih rada mending, sudah tidak ikhlas dan penuh dengan sifat oportunis, tidak kompeten lagi, ini akan merusak bangsa Indonesia ini, dan memang yang terjadi di sini adalah yang demikian dan kita sebagai rakyat kecil tidak bisa berbuat banyak, hanya diam dengan kutukan di dalam hati, atau minimal menggerutu. Hasil paling parah adalah bahwa negara dan negeri ini telah digadaikan kepada lintah darat internasional (Lobi yahudi - jaman awal Soeharto dan Era IMF (Sri Mulyani CS)), dan rakyat menanggungnya hingga tujuh turunan - utang tidak pernah akan lunas - dan semua itu hanya mengambil keuntungan yang sedikit dan untuk segelintir orang (kroni lintah darat dan pengikut dan penjual bangsa ini). Sangat menggemaskan dan menggeramkan bukan, kita tidak diuntungkan apapun oleh mereka tetapi bangsa ini dan anak cucu kita dibebani "utang" warisan "pengkhianat" bangsa dan penjilat Lobi Yahudi Internasional ini, Kroni IMF dan seterusnya.
Jelang pemilu para "calon" pemimpin ini mengobral janji yang sangat gombal, dengan kemungkian sangat kecil dipenuhinya janji tersebut. Ketika belum terpilih "sangat berpihak" kepada rakyat (kecil) tetapi setelah dipilih dan terpilih menjadi pemimpin dia lupa diri dan lupa daratan apalagi rakyat,...... dia merasa menang sendiri tanpa dukungan rakyat. Jadi sangat wajar mereka mendatangi rakyat dengan "pamrih" yang jelas, dan dengan janji gombal yang sangat kental. Kita sebagai rakyat harus kritis dan dinamis dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara ini, jangan hanya diam bila melihat kezaliman dan pengingkaran janji (yang diucapkan waktu jelang pemilu), dan biasanya kita hanya bisa pasrah, tidak berdaya dan membiarkan kezaliman berlangsung dengan mulus didepan mata kita.
Janji adalah hutang dan mereka yang berani "obral" janji maka akan sangat banyak hutang nya kalau janjinya tidak dipenuhi, biarlah mereka berurusan dengan Tuhannya (kalau mereka punya dan percaya kepada Tuhan), dan pasti akan muncul generasi gemilang dengan akhlak yang mulia dan ketinggian ilmu dan iman yang akan mengangkat bangsa ini menjadi bangsa yang dihormati dan disegani. Mereka tidak berjanji yang muluk tetapi bekerja dengan ikhlas dan cerdas mengangkat bangsa ini yang telah dijerumuskan oleh pendahulunya yang khianat dan bodoh,... tetapi masa itu kapan ya,.... wallahu a'lam,... mari kita tunggu.
Depok, 13 Maret 2009

Senin, 02 Maret 2009

Guncangan Amerika

Mengapa ketika kita berkiblat kepada negara yang katanya adidaya kita selalu menjadi -suboordinat- bahkan obyek yang tidak jelas, dengan persyaratan yang kadang membuat nurani dan harga diri terluka, terendahkan dan kita sebagai rakyat tidak bisa berbuat banyak ???
Amerika mengalami keruntuhan dan bisa kita jadikan contoh bahwa tidak benar menjadi pengikut suatu negara ketika sebuah negara - baca Indonesia mengikuti Amerika - menyatakan sebagai merdeka kemudian dengan tidak tahu malu menjadi pengikut dan mengekor sebuah negara yang dicap adidaya, padahal latar belakang dan budayanya sangat berbeda jauh kalau tidak mau dikatakan kontradiktif.
Ketika amerika mengalami penurunan - akibat invasi dan agitasi serta agresi kepada negeri lain yang menghamburkan milyaran dollar maka tanpa ampun amerika kolaps - maka kita pun ikut-ikutan "induk semang" kita, ikutan mengalami penurunan juga, ikutan pingsan juga....... baiklah kalau amerika tadinya adidaya mengalami penurunan pastilah menjadi negara biasa saja, hanya bukan adidaya lagi lalu kita bagaimana ? Menjadi negeri yang mapan pun belum sudah mengalami penurunan maka yang akan terjadi adalah semakin dalam saja kita terpelosok,... inilah gambaran negeri dengan luas wilayah yang sangat lebar tetapi berkepribadian sangat sempit.... malu-maluin aja... kata orang Betawi.
Kalau kita mau "melek" sedikit saja dan tambahkan keberanian kita.... maka.... sekaranglah waktunya bagi kita untuk tidak menjadi pengekor amerika, sudah saatnya kita mandiri, sudah saatnya kita kembali untuk memerdekakan diri dari belenggu "penjajahan jiwa bangsa ini" dan untuk itu jangan mendengar kata orang lain, jangan mudah dipengaruhi pihak lain, jangan pengecut menjadi pengekor terus, saatnya sekarang adalah tepat dimana amerika tidak berdaya secara psikis dan fisik untuk kita keluar dari "propinsi ke 51 amerika",....kalau nanti amerika akan kuat kembali akan sangat sulit bagi kita membebaskan diri dari pengaruhnya - untuk urusan pengaruh jangan sangsikan lagi kita memang dijadikan sapi perahan dan jongos AS - dan untuk menentukan jalan itu diperlukan pemimpin yang visi kedepannya cerdas, punya nyali dan tidak mengurusi "apa kata dunia" tetapi instrospeksi "menggali potensi mahakaya, mahadahsyat dari bumi pertiwi, Indonesia.
Kalau memang kroni amerika tidak rela, ya biarkan saja, yang penting kita tidak memusuhi dan menjadi imperialis bagi negeri lain,... saatnya merdeka untuk kedua kalinya....
Merdeka atau diterkam Amerika Kembali....
March, 3rd 2009

Senin, 26 Januari 2009

Masih Ada Penista Islam

Kadang saya berpikir, bagaimana rasanya bila keyakinan orang lain saya hina dan saya katakan dengan sinis bahwa keyakinannya adalah sesat, pengikut iblis dan lain sebagainya....dengan sejarah yang ekspansif dan imperialis.... mereka akan sakit hati saya pikir....

Saya muslim dengan segala kekurangannya, tetapi saya tahu koridor yang bisa kita lewati dan kata-kata apa yang bisa saya pilih, bahwa menjadikan agama lain sebagai bahan hinaan adalah sebuah tingkah laku yang tanpa etika, sebagai tindakan yang memicu adanya SARA, kami sebagai muslim adalah nomor satu di dalam toleransi beragama - karena kami memang ada jalur hukumnya - bagimu agamamu bagiku agamaku: tidak ada campur tangan masalah agama yang dianut oleh sesorang - mau memeluk Islam monggo tidak juga tidak ada paksaan dan bila beribadah ya silahkan sesuai dengan kepercayaan masing-masing, tapi tolong jangan saling menghina - dan muslim adalah nomor satu dalam menjaga hati dan perasaan teman-teman non muslim.

Yang terjadi lain muslim lain non-muslim,... orang Islam selalu mengatakan tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam,... dan bila orang lain yang tidak Islam kami tidak akan mengusiknya apalagi memaksanya masuk Islam, tidak mungkin kami lakukan karena itu bertentangan dengan Wahyu dan Firman Allah Swt,... tetapi bagi kaum non muslim selalu saja "memaksakan" agama mereka sekalipun mereka sudah tahu kami muslim - inilah perbedaan yang sangat jelas dan nyata betapa non muslim ingin "memurtadkan" muslim agar mengikuti ajaran dan agama mereka - sungguh tidak tahu etika dan tata krama - selalu saja ada misionaris, zending, gospel dan bagi kepercayaan lain selalu saja ditohokkan ke arah ummat Islam untuk setidaknya, kita menjadi "ragu" dan menjauhi Islam, serta mengikuti gaya hidup mereka, ini tidak pernah dilakukan orang Islam kepada pihak lain.

Masih banyaknya orang yang menista Islam, menggambarkan kebengisan dan kekejaman Islam, peperangan yang tak kunjung berhenti di negeri Islam, dan lain sebagainya sehingga Islam di cap sebagai teroris, sungguh sangat menyayat hati kami sebagai muslim, Islam cinta damai tetapi lebih mencintai kemerdekaan, itu yang kami selalu lakukan membela diri dari penindasan baik itu penjajahan - palestina, iraq, afganistan -, maupun penindasan oleh rezim yang tidak menghendaki kami sebagai muslim - China - Xinjiang, Thailand di Pattani, Philipina di Moro - dan masih banyak lagi saudara kami yang di cap teroris, dan ternyata pers-pers anti islam selalu menutupinya bahwa kami adalah pejuang, bahwa kami orang yang tertindas dan membela diri,... dan di Indonesia sendiri sangat jelas pemerintah sangat represif kepada Muslim, padahal kami di Indonesia adalah mayoritas tetapi, minoritas membelenggu kami dengan sangat halus, karena memang pemerintah Indonesia menjadi "boneka" Amerika Serikat yang notabene adalah kaum kafir dalam pemerintahannya - bukan Amerika Serikat seluruhnya karena saudara Muslim kami pun sangat banyak di sana, jadi tentang pemerintah AS saja yang mengambil kebijaksanaan yang selalu saja menempatkan Islam dan Muslim di garis :musuh: yang dicap TERORIS.
Dan yang menyakitkan hati kami di Indonesia ada beberapa agen kafir yang dari dalam jelas-jelas ingin menghancurkan Islam (boleh saya sebut namanya : Jaringan Islam Liberal), dengan kaki tangannya dan orang-orang yang sudah keblinger dengan kiblat yang telah berubah dari Makkah merubah kiblat menjadi New York atau Tel Aviv, ini sangat meresahkan.

Solusi : untuk menguatkan Islam bukan orang lain yang akan menguatkannya tetapi muslimin sendirilah yang membuatnya menjadi kuat, menjadi kokoh dan menjadi wibawa. Dan untuk saudaraku Non Muslim, pahamilah kami sebagai orang muslim, bukan sebagai "image" dari media-media kalian yang selalu menggambarkan gelap, hitam dan kelamnya kami. Kami muslim tidak pernah menaruh harapan apa-apa kepada kalian, apalagi belas kasihan dari kalian,... kami hanya meminta pertolongan dari Allah Swt, bukan makhluk ingkar semacam kalian,... dan bukti kami bukan teroris adalah sangat jelas hanya hati kalianlah yang tidak pernah mau membuka diri dan tidak mau menatap kami dengan nurani, hanya kebencian yang kalian punyai, hanya curiga yang kalian kedepankan, sedangkan kami selalu memberi kepada kalian senyum yang ihklas dan toleransi yang sangat jelas. Kurang apa lagi kalian ???

KRITIK BUKAN BERARTI BENCI

SUDAH DARI DULU SAYA KRITISI Bagi yang pernah membaca tulisan-tulisan saya dari mulai saya menulis di blog ini, pasti tahu dengan pasti saya...