Senin, 23 November 2009

Nasionalisasi Mungkinkah

Dalam sejarah terusan Zues pernah dikuasai bangsa lain, dan presiden Mesir kalau tidak salah Gamal Abdul Nasser, tahun 1956, biarpun ditentang oleh Prancis, Inggris dan tentu Israel,...tetap tidak bergeming agar tetap dinasionalisasi dikuasai oleh Yang Punya Tanah yakni Mesir, dan jadilah terusan yang sangat ramai = dan memang berada didaerah kekuasaan mesir= ini menjadi milik Mesir seutuhnya, bukan "disewa" pihak asing seperti Prancis, apalagi dikuasai,...sungguh contoh heroik yang nyata di jaman sekarang, dan kita rasanya (baca :pejabat kita) lebih senang = memprivatisasi = asset negara yang mengandung dan diperuntukkan bagi rakyat banyak,....contohnya satu saja, Indosat, jaman presiden Megawati Soekarno Putri, diprivatisasi atau malah di"lego" keluar negeri (pembelinya adalah Perusahaan Telekomunikasi Singapura), ibarat punya CCTV remotnya dau diberikan kepada Singapura, segala kegiatan kita bisa dipantau seenak perut mereka sendiri,.....dan anehnya ini tidak pernah "terpikirkan" oleh pejabat yang berkuasa,....Indosat adalah salah satu contoh kecil, bagaimana dengan pulau yang dicaplok Malaysia? Sipadan dan Ligitan ? Jawabnya pun sama, karena kita lebih senang "memprivatisasi atau bahkan menjual aset bangsa ini dengan "blunder" yang sangat tidak masuk akal, sudah rugi membahayakan pula. Bagaimana mungkin kita bisa menasionalisasi berbagai perusahaan asing yang sangat merugikan bangsa ini, bila dalam benak pejabat hanya ingin "menjual, menjual, dan menjual" dengan harapan, adanya komisi, komisi dan komisi, tidak peduli bangsanya akan hancur, tidak peduli rakyatnya menjadi korban, yang penting dapat "jatah" dari aksi "obral tanpa dosa" ini.
Bisa mencontoh presiden Gamal Abdul Nasser adalah isapan jempol belaka, atau khayalan tingkat tinggi setara mimpi disiang bolong. Cam kan dengan baik, yang akan saya sebutkan berikut ini :Freeport, Exxon Mobile, Blok Natuna, Blok Ambalat, Timor Timur, Indosat, ...... apakah TIDAK MUNGKIN dinasionalisasi, adakah yang berani seperti presiden Hugo Chavez (venezuela) yang mengusir pemilik modal asing yang "merugikan bangsanya", sekali lagi yang merugikan bangsanya (venezuela) lalu dinasionalisasi, kalau yang mau kompromi dengan Pak Hugo - yang jelas menguntungkan rakyatnya - boleh bercokol disana tetapi dengan pengendalian pemerintah Pak Hugo Chavez, ini luar biasa, tidak seperti Indonesia, negeri yang sangat BANCI dan MALU-MALUIN dalam membela rakyatnya,.....biarlah pembagian hasil yang sangat tidak adil, demi pembangunan - pertanyaanya adakah Insinyur yang berasal dari Indonesia, yang bisa menggantikan tenaga asing yang dibayar mahal itu ?, atau berpuluh-puluh tahun hanya ada orang dungu yang menyandang gelar Sarjana Teknik (Perminyakan, Metalurgi, Pertambangan dll) ?? Adalah hal ini mustahil, banyak jenius produk dalam negeri dari Indonesia asli - bukan orang indo melainkan orang Indonesia - pembagian yang adil adalah 55 pemerintah dan 45 si penyewa/pengelola karena kita yang punya, bukan bagi hasil antara monyet dan manusia, 15 untuk yang punya dan 85 untuk yang menyewa,....bahlul.
Cukup geram kalau saya tuliskan hal ini, tetapi adakah yang ingin menyadarkan diri kalian, menyadari bangsa ini JANGANLAH DIGADAIKAN, janganlah tangan asing yang KOTOR dan KEJAM membasuh-basuh bumi muslim ini dengan perusakan dengan IMBALAN Yang AMAT BESAR (85%),....ayolah realistis, barangkali jaman tahun 1965 mereka masih dibutuhkan dengan sangat karena LULUSAN yang JADI INSINYUR belum banyak, yang expert belum banyak yang mumpuni masih sedikit, tapi sekarang yang jenius sudah berjibun, yang akhli tak terhitung mengapa kita masih saja memakai "mereka", kata yang pas untuk negara yang cerdas adalah PULANGKAN SAJA mereka yang telah sekianlama menjadi benalu di atas bumi nusantara ini, dengan baik-baik ataupun dengan "terpaksa", ini layak bagi sebuah negeri yang sudah merdeka dan mempunyai kemampuan. Mereka ibarat RODA CADANGAN pada sepeda mini - khusus untuk balita - bila sudah bisa mengendarai dengan RODA DUA mengapa RODA CADANGAN masih TETAP DIPASANG ? Sangat menganggu pemandangan dan dipertanyakan fungsinya, atau pantasnya dijadikan barang antik saja, anak lima tahun juga tahu, dikemanakan BARANG YANG SUDAH KADALUWARSA FUNGSINYA,....B-U-A-N-G.
Saya sebutkan apakah ini daftar privatisasi atau malah yang akan dilego ke orang asing. Pertamina, PLN, Industri PUPUK. Kalau semua mau diprivatisasi mengapa kita tidak "menyewa saja orang swasta" untuk menjalankan negeri ini, atau impor orang asing sekalian untuk menjalankan pemerintahan. Berpikir dengan jernih, bukan dengan emosi. Yang terakhir JANGAN PERNAH ADANYA REFERANDUM lagi dengan pilihan Merdeka atau Gabung NKRI. Karena sudah jelas mereka akan memilih MERDEKA. Karena mereka PINTAR, merdeka berarti lepas dari orang-orang yang JUMUD dan NON-Kreatif.
Coba direnungkan dengan masak-masak, terima kasih.

Sabtu, 14 November 2009

Negeriku Kapan Kamu Terjaga

Ingat akan Referandum Timor-Timur yang menjadikan kita "kehilangan" propinsi yang ke 27 yang kita cintai, banyak saudara kita yang disana dari berbagai suku yang ada di Indonesia? Jangan ada referandum lagi - kalau dilakukan secara fair dan jujur pasti deh sebagian besar rakyat Timor Timur memilih menjadi Indonesia, karena fraksi Fretilin sudah lama menjadi "momok" bagi bangsa mereka sendiri - tapi anehnya kenapa mereka menang ???? Ini yang harus diwaspadai bila ada gejala referandum di negeri ini - khusus didaerah konflik, apalagi daerah konflik itu mempunyai Sumber Daya Alam yang melimpah (PAPUA, ACEH, MALUKU, SULAWESI - saya tidak sebutkan konflik apa), tetapi seolah-olah ada skenario yang mendalanginya.......

DAERAH KAYA SUMBERDAYA ALAMNYA HARUS DIBIKIN KONFLIK, DAN USAHAKAN UNTUK REFERANDUM, LALU KITA CURANGI AGAR LEPAS DARI INDONESIA,...TENTU SAJA KEKAYAAN ALAM YANG MELIMPAH ITU AKAN KITA SIKAT HABIS, KITA BUNGKUS, DAN KITA JADIKAN NEGERI PERAHAN KITA.

Apakah yang saya tuliskan ini masuk akal ? Tidak perlu anda berpikir yang "terlalu polos" untuk menghadapi politikus yang kotor - neolib, nekolim (istilah Bung Karno) - yang dengan licik dan licin menggedor setiap celah kelemahan yang ada lalu mereka kuasai setelah "lepas" dari NKRI ini, sekarang apakah kehidupan rakyat Timor Timur lebih baik ??? Saya tidak tahu, tanyakan kepada rakyat kecil mereka, apakah mereka memilih sebagai WNI yang merdeka atau menjadi warga Timor Leste yang "merdeka",...itu bukan hak saya untuk menjustifikasi dan memvonis, biarlah mereka yang menjawabnya, tetapi pada garis besarnya, ada tangan-tangan asing yang kuat yang melanggengkan keberhasilan -faksi fretilin - untuk menguasai negeri Timor Timur itu, dan yang ditinggalkan kepada Para Jenderal Kita adalah DOSA HAM,.... apakah masuk akal kita membela negeri sendiri dari SEPARATIS lalu melanggar HAM ??? Apakah ada bedanya antara membunuh orang tidak berdosa dengan mempertahankan kedaulatan negara ? Atau hanya akal-akalan mereka saja yang berkepentingan menguasai Timor Timur ?? Saya masih menganggap mereka adalah saudara kita, berpuluh tahun mereka bersama kita mebangun bangsa Indonesia,.....kasihan Indonesia.

Saya tidak ingin adanya Timor Leste kedua,... daerah yang kaya sumberdaya alamnya setidaknya harus dikelola oleh pribuminya sendiri, bukan pihak asing yang membiayai "kerusuhan" lalu mengusulkan "referandum" setelah itu dia menguasai daerah itu. Sebenarnya para pemimpin negeri ini telah membaca "gelagat" tersebut sayang tidak ada tindakan yang nyata dari mereka, lebih enak memang mendapat komisi (kecil saja) daripada repot-repot mengeksplorasi dan mengeskploitasi kekayaan alam ini (tiap bulan terima "uang buta"/upeti), padahal anda tahu prosentase dari pembagian itu bukan ?? Saya sebutkan sebagai SATU contoh sangat kecil saja : perusahaan minyak Exxon Mobile berbagi dengan Indonesia (ini ada MOU - perjanjiannya yang sangat jelas jelas merugikan, tapi faktanya tetapi dengan senang hati diparaf, mantap lagi membuat parafnya,...nau'dzubillah min dzalika)....berapa anda menyangka keuntungan bagi hasilnya ? 50:50 ? 60:40 ??? 55:45 ??? tidak, sama sekali tidak mereka yang BODOH mau memaraf (katanya atas nama bangsa indonesia) hanya 85:15, GILA, Gila, gila.......alias keblinger dan menggadaikan bangsa ini, ......tetapi 15% tadi apakah masuk kas negara atau tidak? Tidak ada yang tahu yang jelas ini SANGAT MERUGIKAN, bertentangan dengan pasal 33 UUD 1945, dan yang jelas HAK bangsa ini dijual habis. Saudaraku ini baru satu contoh dan ini valid (browsing saja di Google, tentang Freeport, Blok Natuna dll), saya tidak "menentang pemerintah", saya tidak meremehkan semua pihak, tetapi sangat menyesalkan hal yang seperti itu. APAKAH TIDAK ADA ORANG INDONESIA YANG BERTITEL INSINYUR YANG PAKAR DIBIDANG PERMINYAKAN ?? Sehingga "menjual negeri" ini hanya karena ingin KOMISI busuk, kecil mungil itu ????

Kegeramnanku jangan anda anggap sebagai benci pemerintah, saya sangat taat kepada pemerintah, pajak saya bayar, SIM, KTP saya punya dan tidak menyimpan UANG DOLLAR karena saya cinta rupiah ?? Saya kira sudah cukup keterangan saya mengenai BETAPA SAYA CINTA NEGERI INI, biar dikatain negeri korup, negeri bedebah, negeri pendusta, dan sebagainya tetap SAYA LAHIR DISINI, dan jelas kelahiran saya disini tidak dengan CUMA-CUMA mesti ada MISI yang saya emban, dan semoga itu misi yang besar,....ataupun misi yang sangat kecil, tetapi pasti ada rencana Allah Swt, mengapa saya dilahirkan di Indonesia ini ? Bukan di negeri yang lain,....dan mengapa saya menyadari tentang kejanggalan yang terjadi ?? Dan saya bisa berbagi dengan anda yang kebetulan membaca posting ini,...

Untuk pemerintah secepatnya para pemimpin mawas diri dan istghfar (bagi yang muslim), dan bagi yang non-muslim ada cara tersendiri,...jadikan negeri ini "merdeka kembali" bukan negeri terjajah secara terselubung dan selubungnya sangat halus,....

Pak Pemimpin dan Tuan Anggota Dewan,....apakah saya termasuk orang yang naif ?? Atau orang yang progresif - visioner yang sependapat dengan Anda-Anda "yang terhormat",....jadikan diri anda bisa berdikari - lagi-lagi ini istilah Bung Karno, beliau visioner dan pemberani, dan cinta banget Indonesia, dalam beberapa hal saya sependapat dengan beliau, dan beberapa hal saya tidak sependapat, dalam kapasitas belum ada yang seperti beliau di negeri ini tentang keberanian yang beliau tularkan kepada generasi penerusnya. Lantang berbicara tentang ketidak sukaan adanya NEKOLIM - terjadi saat ini - berdiri di kaki sendiri, menjadi orang Indonesia ASLI bukan BONEKA dari bangsa lain yang jelas-jelas mempunyai nafsu menjajah - imperialis - saya tidak akan menyebutkan bangsa mana tetapi sudah kasat mata kita semua tahu akan hal ini,....saya tidak membenci bangsa nya tetapi membenci perilakunya yang menganggap bangsa lain sebagai bangsa perahan, bangsa koloni, bangsa jajahan,....

Solusi : PERTANYAAN APAKAH KITA SUDAH MERDEKA BETULAN ?
JAGA NEGERI INI DARI PERPECAHAN ATAU PECAH SEKALIAN, pilihan ini sangat berat dan jangan sampai terjadi,....

Terima kasih, berbeda pendapat adalah rahmat, dinamika dan lambang kedewasaan, lambang kemerdekaan berpikir yang logis.

Senin, 02 November 2009

Jaga Anak Istrimu dan Bahaya Televisi

Televisi adalah Dewa,....
Televisi adalah Master Hypnotis
Televisi adalah Tong Sampah
Televisi adalah Biang Gosip
Televisi adalah Tabung Terkutuk
Televisi adalah Pembuat Keblinger
Televisi adalah Brain Washer
Televisi jauhilah dia, sebelum anda KECANDUAN dengan nya,....
Televisi adalah Teladan Berbuat Kriminal
Televisi bisa mendidik, tapi kebanyakan memberikan didikan jahat
Televisi adalah Banyak Tayangan Amoral
Televisi adalah Cermin Retak, dan AmbiguitasKompleks
Televisi adalah Corong Setan, bagi yang terlena
Televisi adalah Tabung Pembuat Malas, termasuk malas membaca
Televisi adalah Pembodohan
Televisi adalah Gambar Penggoda (balita kita)
Televisi adalah Inang Pengasuh Yang Jahat
Televisi adalah Pendidik Sesat Yang Ulung
Televisi adalah Pendoktrin Opini Kita
Televisi adalah Pemerkosa Kemerdekaan Berpikir Kita
<<<<<>>>>>
Mengapa barang BEGINI BERBAHAYA di SAJIKAN untuk anak-anak kita ??
Bila belum bisa tidak menontonnya, kurangilah menontonnya, banyak hal yang lain yang lebih penting dalam hidup ini daripada NONTON TV,....buang-buang waktu dan anda menjadi terbelenggu dengannya, bukan saya anti televisi, bukan saya mengharamkan televisi, tapi saya menawarkan sedikit gambaran BAHAYA nya televisi. Tidak ada provokasi, tidak ada hasutan dan tidak ada maksud buruk saya,....memperingatkan orang lain bukanlah sebuah kejahatan bukan ?
Dan tidak terbantahkan bahwa saya juga merasa menjadi korbannya. Berhenti kecanduan televisi dan mulailah dengan kehidupan nyata yang memang sulit tetapi lebih nyata dan kita bisa mengubahnya menjadi lebih baik.
Mengapa anda membenci seorang artis misalnya hanya gara-gara dia bergonta-ganti pasangan dan sombong, padahal KENYATAANNYA artis tersebut TIDAK KENAL ANDA, dan ANDA PUN TIDAK KENAL MEREKA LANGSUNG, ketemu pun belum....jadi apakah ini sebuah KEBAIKAN menurut anda, apakah akal jernih anda telah dipelintir ????
Saya memberi gambaran dan anda bisa memilah dan memilihnya.
Bukan provokasi, sebuah kesadaran akan timbul dari perbedaan yang anda lihat, dengan pikiran yang sehat, sekali lagi pikiran yang sehat. Bukan dari luar kesadaran anda.
Terima Kasih

KRITIK BUKAN BERARTI BENCI

SUDAH DARI DULU SAYA KRITISI Bagi yang pernah membaca tulisan-tulisan saya dari mulai saya menulis di blog ini, pasti tahu dengan pasti saya...