Sabtu, 14 November 2009

Negeriku Kapan Kamu Terjaga

Ingat akan Referandum Timor-Timur yang menjadikan kita "kehilangan" propinsi yang ke 27 yang kita cintai, banyak saudara kita yang disana dari berbagai suku yang ada di Indonesia? Jangan ada referandum lagi - kalau dilakukan secara fair dan jujur pasti deh sebagian besar rakyat Timor Timur memilih menjadi Indonesia, karena fraksi Fretilin sudah lama menjadi "momok" bagi bangsa mereka sendiri - tapi anehnya kenapa mereka menang ???? Ini yang harus diwaspadai bila ada gejala referandum di negeri ini - khusus didaerah konflik, apalagi daerah konflik itu mempunyai Sumber Daya Alam yang melimpah (PAPUA, ACEH, MALUKU, SULAWESI - saya tidak sebutkan konflik apa), tetapi seolah-olah ada skenario yang mendalanginya.......

DAERAH KAYA SUMBERDAYA ALAMNYA HARUS DIBIKIN KONFLIK, DAN USAHAKAN UNTUK REFERANDUM, LALU KITA CURANGI AGAR LEPAS DARI INDONESIA,...TENTU SAJA KEKAYAAN ALAM YANG MELIMPAH ITU AKAN KITA SIKAT HABIS, KITA BUNGKUS, DAN KITA JADIKAN NEGERI PERAHAN KITA.

Apakah yang saya tuliskan ini masuk akal ? Tidak perlu anda berpikir yang "terlalu polos" untuk menghadapi politikus yang kotor - neolib, nekolim (istilah Bung Karno) - yang dengan licik dan licin menggedor setiap celah kelemahan yang ada lalu mereka kuasai setelah "lepas" dari NKRI ini, sekarang apakah kehidupan rakyat Timor Timur lebih baik ??? Saya tidak tahu, tanyakan kepada rakyat kecil mereka, apakah mereka memilih sebagai WNI yang merdeka atau menjadi warga Timor Leste yang "merdeka",...itu bukan hak saya untuk menjustifikasi dan memvonis, biarlah mereka yang menjawabnya, tetapi pada garis besarnya, ada tangan-tangan asing yang kuat yang melanggengkan keberhasilan -faksi fretilin - untuk menguasai negeri Timor Timur itu, dan yang ditinggalkan kepada Para Jenderal Kita adalah DOSA HAM,.... apakah masuk akal kita membela negeri sendiri dari SEPARATIS lalu melanggar HAM ??? Apakah ada bedanya antara membunuh orang tidak berdosa dengan mempertahankan kedaulatan negara ? Atau hanya akal-akalan mereka saja yang berkepentingan menguasai Timor Timur ?? Saya masih menganggap mereka adalah saudara kita, berpuluh tahun mereka bersama kita mebangun bangsa Indonesia,.....kasihan Indonesia.

Saya tidak ingin adanya Timor Leste kedua,... daerah yang kaya sumberdaya alamnya setidaknya harus dikelola oleh pribuminya sendiri, bukan pihak asing yang membiayai "kerusuhan" lalu mengusulkan "referandum" setelah itu dia menguasai daerah itu. Sebenarnya para pemimpin negeri ini telah membaca "gelagat" tersebut sayang tidak ada tindakan yang nyata dari mereka, lebih enak memang mendapat komisi (kecil saja) daripada repot-repot mengeksplorasi dan mengeskploitasi kekayaan alam ini (tiap bulan terima "uang buta"/upeti), padahal anda tahu prosentase dari pembagian itu bukan ?? Saya sebutkan sebagai SATU contoh sangat kecil saja : perusahaan minyak Exxon Mobile berbagi dengan Indonesia (ini ada MOU - perjanjiannya yang sangat jelas jelas merugikan, tapi faktanya tetapi dengan senang hati diparaf, mantap lagi membuat parafnya,...nau'dzubillah min dzalika)....berapa anda menyangka keuntungan bagi hasilnya ? 50:50 ? 60:40 ??? 55:45 ??? tidak, sama sekali tidak mereka yang BODOH mau memaraf (katanya atas nama bangsa indonesia) hanya 85:15, GILA, Gila, gila.......alias keblinger dan menggadaikan bangsa ini, ......tetapi 15% tadi apakah masuk kas negara atau tidak? Tidak ada yang tahu yang jelas ini SANGAT MERUGIKAN, bertentangan dengan pasal 33 UUD 1945, dan yang jelas HAK bangsa ini dijual habis. Saudaraku ini baru satu contoh dan ini valid (browsing saja di Google, tentang Freeport, Blok Natuna dll), saya tidak "menentang pemerintah", saya tidak meremehkan semua pihak, tetapi sangat menyesalkan hal yang seperti itu. APAKAH TIDAK ADA ORANG INDONESIA YANG BERTITEL INSINYUR YANG PAKAR DIBIDANG PERMINYAKAN ?? Sehingga "menjual negeri" ini hanya karena ingin KOMISI busuk, kecil mungil itu ????

Kegeramnanku jangan anda anggap sebagai benci pemerintah, saya sangat taat kepada pemerintah, pajak saya bayar, SIM, KTP saya punya dan tidak menyimpan UANG DOLLAR karena saya cinta rupiah ?? Saya kira sudah cukup keterangan saya mengenai BETAPA SAYA CINTA NEGERI INI, biar dikatain negeri korup, negeri bedebah, negeri pendusta, dan sebagainya tetap SAYA LAHIR DISINI, dan jelas kelahiran saya disini tidak dengan CUMA-CUMA mesti ada MISI yang saya emban, dan semoga itu misi yang besar,....ataupun misi yang sangat kecil, tetapi pasti ada rencana Allah Swt, mengapa saya dilahirkan di Indonesia ini ? Bukan di negeri yang lain,....dan mengapa saya menyadari tentang kejanggalan yang terjadi ?? Dan saya bisa berbagi dengan anda yang kebetulan membaca posting ini,...

Untuk pemerintah secepatnya para pemimpin mawas diri dan istghfar (bagi yang muslim), dan bagi yang non-muslim ada cara tersendiri,...jadikan negeri ini "merdeka kembali" bukan negeri terjajah secara terselubung dan selubungnya sangat halus,....

Pak Pemimpin dan Tuan Anggota Dewan,....apakah saya termasuk orang yang naif ?? Atau orang yang progresif - visioner yang sependapat dengan Anda-Anda "yang terhormat",....jadikan diri anda bisa berdikari - lagi-lagi ini istilah Bung Karno, beliau visioner dan pemberani, dan cinta banget Indonesia, dalam beberapa hal saya sependapat dengan beliau, dan beberapa hal saya tidak sependapat, dalam kapasitas belum ada yang seperti beliau di negeri ini tentang keberanian yang beliau tularkan kepada generasi penerusnya. Lantang berbicara tentang ketidak sukaan adanya NEKOLIM - terjadi saat ini - berdiri di kaki sendiri, menjadi orang Indonesia ASLI bukan BONEKA dari bangsa lain yang jelas-jelas mempunyai nafsu menjajah - imperialis - saya tidak akan menyebutkan bangsa mana tetapi sudah kasat mata kita semua tahu akan hal ini,....saya tidak membenci bangsa nya tetapi membenci perilakunya yang menganggap bangsa lain sebagai bangsa perahan, bangsa koloni, bangsa jajahan,....

Solusi : PERTANYAAN APAKAH KITA SUDAH MERDEKA BETULAN ?
JAGA NEGERI INI DARI PERPECAHAN ATAU PECAH SEKALIAN, pilihan ini sangat berat dan jangan sampai terjadi,....

Terima kasih, berbeda pendapat adalah rahmat, dinamika dan lambang kedewasaan, lambang kemerdekaan berpikir yang logis.

Tidak ada komentar:

KRITIK BUKAN BERARTI BENCI

SUDAH DARI DULU SAYA KRITISI Bagi yang pernah membaca tulisan-tulisan saya dari mulai saya menulis di blog ini, pasti tahu dengan pasti saya...