Rabu, 12 November 2014

NEGARA MARITIM SUDAH DARI JAMAN DULU

NEGERI BAHARI
Nusantara adalah negara kepulauan dan tentu saja laut (bahari/marine) adalah bagian yang lebih luas dari daratan hampir 2/3 dari seluruh luas negeri ini.

Peta Indonesia

Bisa anda bayangkan betapa luasnya laut nusantara ini, dan panjang pantai termasuk yang terpanjang ke 4 di dunia. Jadi memang dari jaman dulu negeri ini memang sudah menjadi  negeri maritim dan terbesar di asia tenggara. Mungkin juga di Asia. Nusantara lama pun merupakan negara maritim terkenal dengan para laksamananya bahkan ada laksamana putri yakni Malahayati. Itu bukti nyata bahwa negeri ini memang nenek moyangnya adalah para pelaut (tentu saja bukan keturunan popeye lho..). Dan era pun berganti, entah dari mana tiba-tiba negeri maritim ini sudah menjadi negeri yang memusatkan kekuatannya di darat. Mungkin kalau melihat sejarah ketika Kesultanan Demak (berada di pesisir utara pulau jawa) dan di pindah oleh Joko Tingkir (sultan hadiwijaya) pindah ke darat (tengah pulau yakni Pajang), nah barangkali para penguasa Indonesia meniru Joko Tingkir yang memindahkan kekuatan politiknya dari Laut (maritim) menjadi kekuatan Darat. Nah, pada jaman Joko Tingkir bisa dimaklumi luas negerinya belumlah seluas sekarang, dan masuk akal kalau memusatkan kekuatannya di Pajang yang memang di darat. Tetapi yang terjadi bangsa Indonesia malah mengikuti Joko Tingkir yang memusatkan kekuatannya di darat, padahal kalau ibukotanya sendiri sudah jelas dekat sekali dengan laut, Jakarta. Hanya politiknya saja yang berorientasi ke darat.
Kesimpulan negeri ini memang sudah menjadi bangsa bahari dari jaman dulu kala, nusantara lama bahkan lebih lama dari hal itu.

BERGANTUNG KEPADA ORANG LAIN
Kalau ada isu-isu bahwa negeri ini "meminta bantuan" kepada negara asing untuk "turut serta" mengawasi wilayah perairan nusantara ini. Ini merupakan kemunduran ratusan tahun bahkan merupakan kemunduran bangsa ini secara "memprihatinkan". Yang menjadi persoalan sebenarnya adalah bahwa mereka yang berpartisipasi "mengamankan" wilayah perairan negeri ini, tidak ada yang ikhlas tanpa pamrih. Ini bentuk dari deal-deal politik yang jelas sangat merugikan bangsa ini secara keseluruhan. Mereka berdalih membantu mengawasi dan mengamankan dari "illegal fishing", bukan masalah mau atau tidak mau dibantu, bahkan malu atau tidak malu dibantu. Tetapi seperti yang saya katakan tadi bahwa mereka pasti "ada pamrihnya". Tidak serta merta dengan "free" membantu bangsa ini. Sebenarnya para pemegang jabatan dan pemerintahan sudah mengetahui hal ini, tetapi apakah mereka tidak mengambil hikmah dari beberapa negara lain yang melakukan hal yang sama dengan bangsa ini, mereka meminta "neo imperialis" datang ke bumi mereka, setelah datang mereka langsung menancapkan kuku kekuasaannya dengan sangat halus di negeri-negeri tersebut. Apakah saya tidak bisa mengatakan bahwa negeri ini sedang digiring ke arah sana ? Menjadi negeri yang digadai untuk kepentingan sesaat yang tidak menguntungkan semua rakyat ini ?. Sudah saatnya kita membuat "swasembada dalam urusan patroli-patroli laut" yang memang sangat amat luas ini. Jangan belum-belum sudah "menyerah" dan malah menyerahkan tugas ini kepada bangsa lain yang notabene sangat membahayakan marwah dan izzah dari bangsa Indonesia ini. Dan ada udang dibalik batu itulah yang sangat "perlu diperhatikan dan dipertimbangkan" dengan bijaksana dan seksama. Pak presiden dengan  langkahnya sudah tepat, orientasinya menuju ke arah MARITIM artinya kembali ke trek yang sudah benar. Kita tunggu saja krida dan istiqomahnya bapak persiden yang kita cintai ini. Berikan doa dan dukungan kepada presiden yang sudah kita pilih ini.


nenek moyangku seorang pelaut
gemar mengarung luas samudera
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa.....

SOLUSI
Menyandarkan kepada kekuatan sendiri khususnya untuk wilayah perairan yang sangat luas ini. Perkuat dan perbaiki alat dan SDM dari TNI-AL khususnya, berikut dengan kapal-kapal patroli yang jumlah dan kualitasnya harus disesuaikan dengan optimal. Artinya SDM dan Alat harus proporsional dengan luas wilayah dan keunikan nusantara ini. Kebijakan dari pemerintah adalah salah satu solusi yang terpenting. Bila menyandarkan tugas mulia ini kepada bangsa lain..... saya tidak yakin bangsa ini akan bisa menemui kembali kejayaannya seperti jayanya nusantara lama, ingat bangsa ini adalah bangsa yang pernah besar, dan jaya dimasa lampau, bukankah sebagian besar dari kita termasuk keturunan dan generasi penerus dari mereka ?
Semoga harga diri bangsa ini tetap terjaga, berdikari, dan semakin menyadari bahwa bangsa ini memang 
terlahir sebagai bangsa bahari.


Kamis, 23 Oktober 2014

REALITAS PENDAPATAN KELUARGA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

BBM HARUS NAIK
Sering saya sebagai rakyat kecil sulit untuk mengartikan bahasa "politik" tersebut, BBM HARUS NAIK, dan katanya bila tidak naik - ada yang bilang tadinya BBM disubsidi pemerintah - akan membahyakan kelangsungan negara ini. Tertangkap oleh saya bahwa "hanya punya satu jurus" untuk mengakali "bahaya" yang mungkin timbul dari "beban" subsidi kepada rakyatnya sendiri, yaitu menaikkan BBM. Bahasa politik memang susah dimengerti akan tetapi akibat dari bahasa yang saya sulit mengerti inilah semua kebutuhan yang ada menjadi mahal.  Belum naik BBM saja saya sudah mengencangkan ikat pinggang, kalau anda lihat saya sudah mentok tuh sabuknya - sampai bolongan sabuk terkecil hingga pinggang saya "nawon kemit", karena saking mengencangkan ikat pinggangnya. Yang saya pertanyakan apakah di sana (pemerintah pejabat wakil rakyat dan pegawai negeri lainnya) juga ada upaya untuk mengencangkan ikat pinggang seperti saya. Kalau jurus yang dipakai hanya satu, apakah saya tidak boleh mempertanyakan "kredibilitas" dari pemerintahan yang ada ? Dari dulu BBM menjadi senjata ampuh untuk pencitraan kaum elit politik yang bekerja dengan tidak ikhlas. Sudah selayaknya rakyat mendapatkan subsidi - kalau anda browsing di google apakah ada negara yang tidak memberikan subsidi kepada rakyatnya ? - dan sudah menjadi hak dari rakyat yang selalu membayar pajak (ppn, penghasilan, pembelian produk, Pbb, dll), akan subsidi yang memang seharusnya diberikan kepada kami dari pemerintah. BBM harus naik ? Itu momok bagi kami rakyat kecil dengan penghasilan yang pas-pasan kalau tidak mau dibilang kurang. Karena BBM adalah akar dari semuanya, transportasi, listrik, pabrik, mesin-mesin pertanian, kapal  nelayan, yang semuanya memakai BBM dan semuanya itu juga merupakan penopang berjalannya sembako, paling terasa adalah kebutuhan pokok semakin mahal dan tak terbeli (yang berkualitas layak), kalau kemampuan ekonomi kami memang sudah mapan, subsidi dicabutpun tidak menjadikan masalah, kalau ekonomi kami sudah mapan BBM naik pun bukan merupakan kendala. Akan tetapi kami saja yang bekerja tetap begitu merasakan dampak dari kenaikan BBM ini, apalagi saudara kita yang kebetulan belum punya pekerjaan tetap, kerja serabutan dan bahkan yang masih tunakarya. Keluhan yang tidak berguna ini memang hanya sekedar masukan kepada pemerintah yang berwenang dan seharusnya berempati kepada rakyat. Kalau sekedar BLT menurut saya itu tidak membantu secara permanen, hanya instan dan dampaknya sangat tidak baik. Berikan pancing dan kolam yang ada ikannya, bukan berikan ikannya saja. Itu istilah kami tentang BLT, diberi ikan saja tanpa tahu bagaimana cara menangkapnya, dimana menangkapnya dan bagaimana menjadikannya lebih langgeng, bukan sementara seperti BLT. Adakah ada jurus lain selain menaikkan harga BBM ini ? Perlu ditunggu keputusan pemerintah kita yang baru ini, bila hanya mempunyai jurus yang itu-itu saja, berarti tidak ada perubahan dari dulu hingga kini.

KELUHAN YANG TIDAK ADA MANFAATNYA
Ada yang mengadakan demo tentang kenaikan BBM ini, tetapi apa manfaatnya, karena di demo berapa kalipun tetap BBM ujung-ujungnya naik. Mengeluhpun tidak ada manfaatnya karena subsidi tetap akan dicabut. Terasa bagi kami pukulan-pukulan telak kepada kantong dan dapur kami, belum lagi TDL listrik naik, belum lagi anak-anak sekolah dengan berbagai iuran yang sangat membebani, tapi semua itu hanya saya tuliskan tanpa meminta anda atau pemerintah untuk empati kepada kami. Kami sudah terbiasa dengan hal ini, dengan penderitaan yang tidak semestinya terjadi bila para pemimpin kami adalah orang-orang yang terpilih, cakap, bermoral, dan mau menunaikan amanah yang dibebankan kepada mereka. Tapi ini sepertinya hanya keluhan yang hilang ditelan dunia maya. Mengeluh tidak ada gunanya tidak merubah keadaan, apalagi merubah kebijakan pemerintah yang sudah diputuskan.

REALITAS PENDAPATAN KELUARGA DAN KENAIKAN BBM
Ini menjadikan sebuah ironi bagi saya pribadi, perusahaan tempat saya bekerja dengan adanya kenaikan BBM ini maka ongkos operasional perusahaan menjadi membengkak, secara logika mereka tidak mungkin menaikkan gaji saya dalam waktu dekat-dekat ini, BBM naik gaji tetap, apakah saya boleh mengartikan bahwa gaji saya turun, atau minus? Inilah kenyataan yang sebenarnya dari orang-orang seperti saya tentang kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM, dan kami tidak bisa menolak, hanya menyampaikan informasi dan aspirasi, inilah dampak yang terjadi dengan pendapatan saya sehubungan dengan pengurangan atau pencabutan subsidi BBM (yang mengaikbatkan kenaikan harga BBM), dan kami sudah mengikat ikat pinggang lebih kencang lagi, semoga tidak terjadi pada anak cucu saya kelak, cukup orang  tua seperti saya saja yang mengalami ini. Pemerintah seharusnya memberi subsidi kepada masyarakat - sudah menjadi kewajiban pemerintah dan menjadi hak rakyat - bukan malah memutar-mutar subsidi untuk kepentingan yang kami sendiri tidak paham apa akibatnya kalau tidak menaikkan BBM (subsidi tetap diberikan kepada rakyat). Tidak ada solusi dari rakyat kecil, solusi datangnya dari pemerintah dengan kebijaksanaan yang menimbang-nimbang hati nurani dan perasaan rakyat kecil (amanah penderitaan rakyat). Apakah ini akan terjadi dengan baik, atau tetap dalam koridor seperti biasanya, tetap saja kami sebagai rakyat kecil dalam posisi yang tidak pernah menguntungkan. Sudah obyek, ditambahi lagi dengan obyek penderita.Saya lupa bahwa saya masih warga negara republik Indonesia yang hak-haknya tidak bisa terambil karena keterbatasan saya sendiri, dan perlu anda tahu saya tidak akan komplain kepada siapapun, akan taat hukum, dan tidak berbuat yang aneh-aneh, saya manut saja dengan pemerintah apapun kebijakan yang dilakukan oleh mereka. Semoga menjadikan bangsa Indonesia tambah makmur merata dan sejahtera lahir batin. Harapan selalu ada.

Selasa, 23 September 2014

HARAPAN AKAN SEGERA JAYA NEGERI INI

MERDEKA SUDAH LAMA TAPI APAKAH KITA MEMANG SUDAH MERDEKA
Saya - bukan kita - memang merasakan bahwa negeri ini merdeka sudah lama, hampir satu abad, (lebih tua dari umur saya sekarang) , kalau dibuat sebuah generasi barangkali sudah dua atau tiga generasi berlalu, Tetapi buah dari kemerdekaan ini yang Presiden Soekarno sebutkan merupakan "jembatan emas" menuju cita-cita bangsa (adil makmur dan sejahtera yang merata). Namun memang dalam perjalanan negeri ini banyak sekali rintangan dan hambatan yang disebabkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap negeri ini, hanya memikirkan diri sendiri dan golongan (dalam hal ini barangkali partai), dengan tindakan yang kurang terpuji - korupsi dan kolusi - dan yang sangat membuat saya khawatir adalah menjadi "pelayan bangsa asing" yang membuat mereka seperti "benalu", yang tidak mungkin menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang maju. Mana ada tumbuhan yang terkena benalu akan tumbuh subur ?, dan benalu memang sangat mirip dengan pohon inang. Berbeda dengan benalu yang sesungguhnya bahwa benalu yang dilakukan oleh "pelayan asing" adalah bukan untuk tumbuh dirinya sendiri melainkan untuk melanggengkan jalan dari "tuannya". Ini sudah lama terjadi, yang lagi-lagi Bapak Proklamator merasa khawatir akan terjadinya neo kolonialisme dan neo liberalisme. Sayang, kekhawatiran beliau sudah terjadi, dan apa yang dilakukan pemerintah memang sampai saat ini belum memuaskan, dan kita tahu mereka kerja, dan berusaha membuang benalu-benalu ini, koruptor (dengan KPK nya), tetapi memang lagi-lagi belum memuaskan hasil kerja mereka. Ini menjadikan kita memang setiap tanggal 17 agustus memperingati kemerdekaan negeri ini, sejatinya memang hanya sekedar seremonial saja - lha kenyataannya yang merdeka belum banyak kok - dan yang merasakan kesejahteraan di negeri ini hanya sedikit orang. Jauh dari kata merata. Padahal bangsa ini begitu besar sumber daya alamnya, yang jelas-jelas akan mampu membiayai semua orang Indonesia bila diatur dan dikelola dengan baik. Jembatan emas, itu apakah memang sudah dilupakan ataukah memang hanya berpindah dari kolonialis yang satu ke kolonialis yang lain. Apakah anda merasa sudah merdeka ? Apakah itu hanya perasaan anda saja ? 

KORUPTOR MEMANG MUSUH UTAMA, DAN BENALU ADALAH MUSUH DALAM SELIMUT
Kalau menangkap koruptor memang sudah ada lembaganya KPK, bagaimana dengan menangkap para "pelayan asing" yang ingin menjadikan bangsa ini menjadi miskin...? Ini yang menjadi PR buat pemerintahan mendatang. Musuh utama memang koruptor dan kita sudah tahu cara memeranginya, bagaimana dengan musuh dalam selimut ini, yang bahaya dan "sepak terjanganya" tidak lebih kecil dari para koruptor. Sayang mereka adalah sangat licin dan halus dalam "berfusi" dengan pemerintah, jabatan yang sering diberikan kepada mereka kok yang biasanya yang strategis - sekitar ekonomi dan keuangan -  yang membuat kebijakan sering tidak memihak rakyat, tapi malah memberikan jalan yang lebar dan mulus bagi tuan-tuan mereka. Membuat bangsa ini menjadi dari bangsa ketimuran, menjadi  bangsa yang liberal. Dan tambah jauh untuk merasakan kemerdekaan yang hakiki. Jembatan emas yang tidak dimanfaatkan dengan baik, malah ditelikung oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan menjadi "kolonialis" bagi bangsa sendiri, dengan mengkhianati bangsa sendiri demi ego dan tuan-tuan yang mereka layani.

SOLUSI
Rakyat kecil seperti saya memberikan solusi hanya berdoa dan menggukan hak pilih yang baik dalam pemilu, agar bisa menjadikan pemimpin yang amanah dan bisa membuang duri-duri dalam daging negara ini. Harapan ini memang tulus, bukan memvonis, bukan menghujat. Adalah PR dari pemerintah mendatang yang bisa menjadikan bangsa Indonesia "BENAR-BENAR MERDEKA" bukan seperti yang terjadi seperti saat ini. Semoga menjadi pemikiran bersama. 

NB:
Boleh anda lihat di wikipedia link ini. Tentang Mafia barkeley dan oknum-oknum yang serupa.

Selasa, 09 September 2014

UNDANG-UNDANG ITE, UNTUK MEMBUAT BLOGGER LEBIH BAIK

MENURUT SAYA INI MENAKUTKAN
Kalau ngomong harus hati-hati, kalau posting harus hati-hati, salah-salah bisa dilaporkan polisi, saya tidak paham akan UUD ITE yang telah lama di undangkan - kalau enggak salah tahun 2009 yang lalu - tapi yang jelas dengan kejadian yang lalu di yogyakarta (FS ) dan di bandung (KS) dan bila saya terawang jauh lebih lama lagi ada satu nama (P), itu semua yang telah terkena akibat dari "kurang lebih" kurang hati-hatinya mereka dalam dunia maya yang katanya luas dan tanpa batas ini. "Tanpa batas ?" Sekarang tidak lagi, kita harus "extra waspada" dengan adanya UUD ITE ini. Kalau saya sebagai seorang blogger tentu saja menjadi takut, kikuk menjurus was-was, bagaimana tidak was-was beropini bisa dilaporkan ke polisi. Ranah maya menjadi ranah nyata bahkan di ranah hukum. Dan ketika dunia maya bisa diarahkan ke ranah hukum, ini bagi saya menjadi sangat menakutkan.

SASARANNYA SEHARUSNYA PARA KRIMINAL BUKAN ORANG YANG SEDANG GALAU
Hukum adalah buta (lihat lambangnya adalah timbangan dengan seorang wanita yang ditutup kedua matanya, artinya tidak memandang bulu, siapapun sama dimuka hukum), dan demikian pula dengan undang-undang. Kita sebenarnya mengetahui  kategori yang "kriminal murni" di dunia maya dengan orang yang "sementara" galau - bisa marah geram (seperti kasus FS di yogya) atau iseng , sengaja memancing untuk ditangkap (seperti kasus KS di bandung), di dunia maya,......tapi kejadianya memang sudah berlalu, ya sudahlah. Semua produk harus kita hormati, undang-undang dibuat tentu saja untuk menertibkan. Akan lain jadinya kalau tidak ada undang-undang, semua semrawut dan semuanya kacau. 
Tapi dalam hati kecil saya masih saja bertanya-tanya bagaimana nasib kita para blogger kalau tidak sengaja "menyinggung" orang lain dengan opini dari posting-posting yang kita buat - misalnya postingan tentang suatu daerah, instansi atau pribadi - kemudian ada pihak yang salah paham dan kemudian tersinggung, dan melaporkan ranah hukum, bagaiman nasib kami ? Apakah nasib kami akan sama dengan para kriminal ? padahal kami para blogger sama sekali jauh dari pikiran yang demikian, apakah UU ITE ini bisa disandingkan dengan Kode Etik Jurnalistik ? Para blogger layaknya wartawan (jurnalis) yang kadang membuat posting bukan hanya berdasarkan opini, tetapi berdasarkan laporan/survey seperti yang dilakukan para wartawan untuk membuat blognya ramai dikunjungi. Sayangnya blogger tidak sama dengan wartawan, dan inilah salah satu ketakutan para blogger. Saya tidak tahu dinegara lain apakah "seketat" di negeri ini. Orang memaki-maki di dunia maya kemudian yang dimaki merasa tersinggung (mengambil istilah hukum "pencemaran nama baik"), dan yang terjadi anda semua telah mengetahuinya. Si pemaki bisa dimejahijaukan. Tapi tetap saja saya merasa aneh, orang yang suka beropini semacam saya - mungkin semua blogger - yang jelas jauh dari perbuatan kriminal kok ya bisa diperkarakan yang menjurus kepada ranah hukum. Sekali lagi ini sangat menakutkan bagi saya.
Kalau sudah berbuat kriminal murni - membobol akun online, meretas dan mencuri via akun kartu kredit, mata-mata, mencuri ATM, menipu belanja online dan lain sebagainya - barulah mereka yang "layak" ditangkap  karena ada hubungannya dengan cyber crime. Kalau mencemarkan nama baik itu bukankah ada di KUHP ? jadi UU ITE apakah sama dengan KUHP ?, dari kejadian yang lalu  mungkin saja menjadikan "demokrasi online" menjadi sedikit terganjal, apa mungkin nasib para blogger akan sama dengan wartawan surat kabar di jaman orde baru ? Semoga saja tidak terjadi demikian. 

SOLUSI
Solusi saya hanya usul, apakah UU ITE ini memang sudah tidak bisa direvisi lagi ? Dari semua yang terjadi (kasus yang tereskspos) ternyata yang tertangkap adalah mereka yang "marah, komplain dan galau" kemudian menyampaikan unek-uneknya kepada teman-temannya di dunia maya - bikin status, kicauan atau posting, bahkan sending email - dan itu sudah terjadi. Solusi lain adalah kepada kita sendiri para blogger untuk lebih santun, waspada dan jangan menyebut nama ( " anonim" ) saja ketika memposting sesuatu, kecuali itu sudah menjadi rahasia umum (terpublikasi). Terakhir semoga hak para blogger bisa lebih kokoh dilindungi oleh UU ITE ini. Meskipun demikian saya masih tetap merasa was-was.
Terima kasih



Jumat, 15 Agustus 2014

MERDEKA DIRGAHAYU INDONESIA KE 69

KEMERDEKAAN
Arti kata merdeka memang sangat mudah diucapkan, dan bila anda berada di negara yang terjajah barulah akan merasa bagaiamana kata "merdeka" dan "kemerdekaan" menjadi kata yang sangat berharga bahkan sakral. Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju cita-cita sebuah bangsa, bagaimana mungkin akan terwujud cita-cita sebuah bangsa bila dalam keadaan terjajah. Dan abad ke 21 ini  masih saja ada negara yang terjajah secara fisik. Anda bisa mengeceknya di internet apakah memang benar-benar masih ada bangsa yang terjajah dan belum merdeka hingga saat ini ? Palestina, Afganistan, Chechnya, Xinjiang, Kashmir, Moro, Pattani dan banyak negara di Afrika yang jelas-jelas belum merdeka secara utuh. Minoritas yang disebut oleh induk negaranya sebagai "separatis" karena sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan induk negaranya, yang mayoritas dan represif. Jadi mereka memang belum benar-benar merdeka.

PENJAJAHAN
Imperialisme adalah paham yang jelas-jelas sangat merugikan manusia - khususnya yang terjajah - dan merugikan kebudayaan manusia pada umumnya, karena terjadi hukum rimba dalam dunia dalam fase imperialisme ini. Dan Indonesia sudah sangat merasakan akibat dan sepak terjang kata-kata itu. Dan mengapa tidak ada momen yang sangat spesial untuk bangsa ini menyadari bahwa kata itu ternyata masih ada, masih lekat dan masih terus menjadi laten yang memaksa berdiri dan jadi benalu bagi bangsa ini. Meskipun demikian dalam bentuk yang tidak sama dengan era yang telah lampau.  Saya menyebutnya sebagai penjajahan fisik, dan sekarang bukan dalam penjajahan tersebut, akan tetapi penjajahan secara non fisik. Psikis, Mental, Moral, Spiritual, dan perang urat syaraf. Banyak dari kita yang tidak menyadari akan hal tersebut. Karena perang ini terlalu halus untuk dirasakan oleh kita semuanya. Dan yang "merasakan" kehadirannya pun tampaknya tidak bisa berbuat banyak. Yang mempunyai kekuasaan pun tidak mampu berbuat banyak, apalagi orang awam yang semacam saya tentu lebih-lebih tidak mempunyai daya untuk "membangunkan orang lain" dari penjajahan yang sangat halus ini. Maka yang terjadi adalah bahwa orang yang menyadari akan adanya penjajahan halus ini akan disebut sebagai orang yang aneh, tidak modis, puritan, extrimis, bahkan teroris. Bukan rahasia lagi bahwa bangsa ini adalah sudah dalam keadaan terjajah dari dulu hingga kini. Orang yang menyadari keadaan ini salah satunya adalah Ir. Sukarno dengan lebih dan kurangnya sebagai bagian dari bangsa ini dan bersamaan dengan itu dia adalah tokoh besar bangsa dan
dunia, apa yang "penjajah" lakukan terhadap beliau ? Masih sama "devide et impera", pecah belah dan kuasailah. Jaman dulu, yang dikuasai adalah fisiknya dan jaman sekarang bukan hanya secara fisik tetapi secara halus dan tidak kasat mata Sejarah sebenarnya menunjukkan kepada kita bahwa  Ir Sukarno "disingkirkan" tahun 65-66 oleh tangan-tangan imperialis atau yang saya sebut sebagai boneka "imperialis halus", yaitu  Suharto,dia naik menjadi presiden ke 2 dengan berbagai  persetujuan dengan pihak asing ("imperialis laten") dan hingga hari ini peninggalan imperialis ini masih saja terbawa-bawa,  bahkan sudah mendarah daging dan semakin kian parah saja. Ini persoalan yang tidak mudah, menjadikan bangsa yang lama sekali terjajah untuk mengartikan kata "merdeka" dengan segala  konsekuensinya.Kita semua mengetahui ini bukan perkara mudah. Sudah 69 tahun kita merdeka, tetapi "merdeka" yang seperti apa yang selama ini kita artikan, yang kita rasakan dan yang kita "kira" sebagai merdeka? Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan dengan segala bentuk (manifestasinya) karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan (Pembukaan UUD 194), ini nyata barangkali kita merdeka hanya sebentar sekitar 7 atau  hanya 10 tahun saja. Penjajahan ditentang oleh semua orang,  terlebih kaum muslimin yang merupakan mayoritas di bangsa ini.

CIRI-CIRI ORANG MERDEKA
Merdeka bukanlah budak. Merdeka adalah kebebasan (freedom), dan mereka yang merdeka tentu memiliki berbagai macam ciri dan  perbedaan dari orang yang masih "terjajah". Sebenarnya saya bisa berpendapat bahwa merdeka adalah secara rohani dan jasmani. Bangsa ini hanya merdeka secara jasmani, belum secara rohani, belum secara mental. Bahkan kita sudah menghasilkan generasi pasca krisis moneter, ini bukan generasi emas, tetapi generasi transisi, sampai dengan sekarang. Generasi transisi inilah yang memenuhi 20-40 tahun bangsa ini, saya tidak yakin dengan stamina mereka menghadapi "imperialis halus" ini. Karena ciri dari orang merdeka adalah jauh sekali dari mereka. Lihat saja, tawuran yang terjadi, lihat saja upload video tak senonoh yang terjadi, lihatlah betapa keuletan mereka adalah sangat lemah. Saya mengatakan ini adalah karena bukan salah mereka, tetapi salah dari pemegang pemerintahan yang membiarkan bangsa ini terjerembab ke dalam jurang krisis yang menganga dalam, bahkan sangat dalam. Ciri orang yang merdeka lahir dan batin adalah berani, bangga dengan bangsanya, dan  nasionalisme bahkan patriotismenya begitu tinggi. Menjadi pribadi bangsa Indonesia yang murni. Bukan bangsa jadi-jadian semacam  sekarang ini. Ciri orang merdeka salah satunya adalah berdikari - berdiri di atas kekuatan kaki sendiri - bukan ditopang dengan berbagai macam kekuatan semu yang penuh pamrih (tendesius). Dan pamrihnya itu kita semua sudah paham. Kalau kita berkaca kepada diri sendiri, apakah kita sudah termasuk manusia yang merdeka ? Pertanyaan yang hanya anda sendiri yang bisa menjawabnya. Masalah anda berdaya atau tidak berdaya bukanlah menjadi soal. Karena bidang yang anda pegang dan geluti ternyata berbeda-beda. Tapi dalam berbangsa ini sudahkah anda menjadikan diri sendiri sebagai pribadi yang merdeka ? Yang bisa menular kepada seluruh penduduk Indonesia ini ? Sehingga secara menyeluruh bangsa ini akan menjadi bangsa yang
"betul-betul merdeka". 

.......DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA.....
17 Agustus 2014....

KRITIK BUKAN BERARTI BENCI

SUDAH DARI DULU SAYA KRITISI Bagi yang pernah membaca tulisan-tulisan saya dari mulai saya menulis di blog ini, pasti tahu dengan pasti saya...