KEMERDEKAAN
Arti kata merdeka memang sangat mudah diucapkan, dan bila anda berada di negara yang terjajah barulah akan merasa bagaiamana kata "merdeka" dan "kemerdekaan" menjadi kata yang sangat berharga bahkan sakral. Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju cita-cita sebuah bangsa, bagaimana mungkin akan terwujud cita-cita sebuah bangsa bila dalam keadaan terjajah. Dan abad ke 21 ini masih saja ada negara yang terjajah secara fisik. Anda bisa mengeceknya di internet apakah memang benar-benar masih ada bangsa yang terjajah dan belum merdeka hingga saat ini ? Palestina, Afganistan, Chechnya, Xinjiang, Kashmir, Moro, Pattani dan banyak negara di Afrika yang jelas-jelas belum merdeka secara utuh. Minoritas yang disebut oleh induk negaranya sebagai "separatis" karena sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan induk negaranya, yang mayoritas dan represif. Jadi mereka memang belum benar-benar merdeka.
PENJAJAHAN
Imperialisme adalah paham yang jelas-jelas sangat merugikan manusia - khususnya yang terjajah - dan merugikan kebudayaan manusia pada umumnya, karena terjadi hukum rimba dalam dunia dalam fase imperialisme ini. Dan Indonesia sudah sangat merasakan akibat dan sepak terjang kata-kata itu. Dan mengapa tidak ada momen yang sangat spesial untuk bangsa ini menyadari bahwa kata itu ternyata masih ada, masih lekat dan masih terus menjadi laten yang memaksa berdiri dan jadi benalu bagi bangsa ini. Meskipun demikian dalam bentuk yang tidak sama dengan era yang telah lampau. Saya menyebutnya sebagai penjajahan fisik, dan sekarang bukan dalam penjajahan tersebut, akan tetapi penjajahan secara non fisik. Psikis, Mental, Moral, Spiritual, dan perang urat syaraf. Banyak dari kita yang tidak menyadari akan hal tersebut. Karena perang ini terlalu halus untuk dirasakan oleh kita semuanya. Dan yang "merasakan" kehadirannya pun tampaknya tidak bisa berbuat banyak. Yang mempunyai kekuasaan pun tidak mampu berbuat banyak, apalagi orang awam yang semacam saya tentu lebih-lebih tidak mempunyai daya untuk "membangunkan orang lain" dari penjajahan yang sangat halus ini. Maka yang terjadi adalah bahwa orang yang menyadari akan adanya penjajahan halus ini akan disebut sebagai orang yang aneh, tidak modis, puritan, extrimis, bahkan teroris. Bukan rahasia lagi bahwa bangsa ini adalah sudah dalam keadaan terjajah dari dulu hingga kini. Orang yang menyadari keadaan ini salah satunya adalah Ir. Sukarno dengan lebih dan kurangnya sebagai bagian dari bangsa ini dan bersamaan dengan itu dia adalah tokoh besar bangsa dan
dunia, apa yang "penjajah" lakukan terhadap beliau ? Masih sama "devide et impera", pecah belah dan kuasailah. Jaman dulu, yang dikuasai adalah fisiknya dan jaman sekarang bukan hanya secara fisik tetapi secara halus dan tidak kasat mata Sejarah sebenarnya menunjukkan kepada kita bahwa Ir Sukarno "disingkirkan" tahun 65-66 oleh tangan-tangan imperialis atau yang saya sebut sebagai boneka "imperialis halus", yaitu Suharto,dia naik menjadi presiden ke 2 dengan berbagai persetujuan dengan pihak asing ("imperialis laten") dan hingga hari ini peninggalan imperialis ini masih saja terbawa-bawa, bahkan sudah mendarah daging dan semakin kian parah saja. Ini persoalan yang tidak mudah, menjadikan bangsa yang lama sekali terjajah untuk mengartikan kata "merdeka" dengan segala konsekuensinya.Kita semua mengetahui ini bukan perkara mudah. Sudah 69 tahun kita merdeka, tetapi "merdeka" yang seperti apa yang selama ini kita artikan, yang kita rasakan dan yang kita "kira" sebagai merdeka? Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan dengan segala bentuk (manifestasinya) karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan (Pembukaan UUD 194), ini nyata barangkali kita merdeka hanya sebentar sekitar 7 atau hanya 10 tahun saja. Penjajahan ditentang oleh semua orang, terlebih kaum muslimin yang merupakan mayoritas di bangsa ini.
Arti kata merdeka memang sangat mudah diucapkan, dan bila anda berada di negara yang terjajah barulah akan merasa bagaiamana kata "merdeka" dan "kemerdekaan" menjadi kata yang sangat berharga bahkan sakral. Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju cita-cita sebuah bangsa, bagaimana mungkin akan terwujud cita-cita sebuah bangsa bila dalam keadaan terjajah. Dan abad ke 21 ini masih saja ada negara yang terjajah secara fisik. Anda bisa mengeceknya di internet apakah memang benar-benar masih ada bangsa yang terjajah dan belum merdeka hingga saat ini ? Palestina, Afganistan, Chechnya, Xinjiang, Kashmir, Moro, Pattani dan banyak negara di Afrika yang jelas-jelas belum merdeka secara utuh. Minoritas yang disebut oleh induk negaranya sebagai "separatis" karena sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan induk negaranya, yang mayoritas dan represif. Jadi mereka memang belum benar-benar merdeka.
PENJAJAHAN
Imperialisme adalah paham yang jelas-jelas sangat merugikan manusia - khususnya yang terjajah - dan merugikan kebudayaan manusia pada umumnya, karena terjadi hukum rimba dalam dunia dalam fase imperialisme ini. Dan Indonesia sudah sangat merasakan akibat dan sepak terjang kata-kata itu. Dan mengapa tidak ada momen yang sangat spesial untuk bangsa ini menyadari bahwa kata itu ternyata masih ada, masih lekat dan masih terus menjadi laten yang memaksa berdiri dan jadi benalu bagi bangsa ini. Meskipun demikian dalam bentuk yang tidak sama dengan era yang telah lampau. Saya menyebutnya sebagai penjajahan fisik, dan sekarang bukan dalam penjajahan tersebut, akan tetapi penjajahan secara non fisik. Psikis, Mental, Moral, Spiritual, dan perang urat syaraf. Banyak dari kita yang tidak menyadari akan hal tersebut. Karena perang ini terlalu halus untuk dirasakan oleh kita semuanya. Dan yang "merasakan" kehadirannya pun tampaknya tidak bisa berbuat banyak. Yang mempunyai kekuasaan pun tidak mampu berbuat banyak, apalagi orang awam yang semacam saya tentu lebih-lebih tidak mempunyai daya untuk "membangunkan orang lain" dari penjajahan yang sangat halus ini. Maka yang terjadi adalah bahwa orang yang menyadari akan adanya penjajahan halus ini akan disebut sebagai orang yang aneh, tidak modis, puritan, extrimis, bahkan teroris. Bukan rahasia lagi bahwa bangsa ini adalah sudah dalam keadaan terjajah dari dulu hingga kini. Orang yang menyadari keadaan ini salah satunya adalah Ir. Sukarno dengan lebih dan kurangnya sebagai bagian dari bangsa ini dan bersamaan dengan itu dia adalah tokoh besar bangsa dan
dunia, apa yang "penjajah" lakukan terhadap beliau ? Masih sama "devide et impera", pecah belah dan kuasailah. Jaman dulu, yang dikuasai adalah fisiknya dan jaman sekarang bukan hanya secara fisik tetapi secara halus dan tidak kasat mata Sejarah sebenarnya menunjukkan kepada kita bahwa Ir Sukarno "disingkirkan" tahun 65-66 oleh tangan-tangan imperialis atau yang saya sebut sebagai boneka "imperialis halus", yaitu Suharto,dia naik menjadi presiden ke 2 dengan berbagai persetujuan dengan pihak asing ("imperialis laten") dan hingga hari ini peninggalan imperialis ini masih saja terbawa-bawa, bahkan sudah mendarah daging dan semakin kian parah saja. Ini persoalan yang tidak mudah, menjadikan bangsa yang lama sekali terjajah untuk mengartikan kata "merdeka" dengan segala konsekuensinya.Kita semua mengetahui ini bukan perkara mudah. Sudah 69 tahun kita merdeka, tetapi "merdeka" yang seperti apa yang selama ini kita artikan, yang kita rasakan dan yang kita "kira" sebagai merdeka? Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan dengan segala bentuk (manifestasinya) karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan (Pembukaan UUD 194), ini nyata barangkali kita merdeka hanya sebentar sekitar 7 atau hanya 10 tahun saja. Penjajahan ditentang oleh semua orang, terlebih kaum muslimin yang merupakan mayoritas di bangsa ini.
CIRI-CIRI ORANG MERDEKA
Merdeka bukanlah budak. Merdeka adalah kebebasan (freedom), dan mereka yang merdeka tentu memiliki berbagai macam ciri dan perbedaan dari orang yang masih "terjajah". Sebenarnya saya bisa berpendapat bahwa merdeka adalah secara rohani dan jasmani. Bangsa ini hanya merdeka secara jasmani, belum secara rohani, belum secara mental. Bahkan kita sudah menghasilkan generasi pasca krisis moneter, ini bukan generasi emas, tetapi generasi transisi, sampai dengan sekarang. Generasi transisi inilah yang memenuhi 20-40 tahun bangsa ini, saya tidak yakin dengan stamina mereka menghadapi "imperialis halus" ini. Karena ciri dari orang merdeka adalah jauh sekali dari mereka. Lihat saja, tawuran yang terjadi, lihat saja upload video tak senonoh yang terjadi, lihatlah betapa keuletan mereka adalah sangat lemah. Saya mengatakan ini adalah karena bukan salah mereka, tetapi salah dari pemegang pemerintahan yang membiarkan bangsa ini terjerembab ke dalam jurang krisis yang menganga dalam, bahkan sangat dalam. Ciri orang yang merdeka lahir dan batin adalah berani, bangga dengan bangsanya, dan nasionalisme bahkan patriotismenya begitu tinggi. Menjadi pribadi bangsa Indonesia yang murni. Bukan bangsa jadi-jadian semacam sekarang ini. Ciri orang merdeka salah satunya adalah berdikari - berdiri di atas kekuatan kaki sendiri - bukan ditopang dengan berbagai macam kekuatan semu yang penuh pamrih (tendesius). Dan pamrihnya itu kita semua sudah paham. Kalau kita berkaca kepada diri sendiri, apakah kita sudah termasuk manusia yang merdeka ? Pertanyaan yang hanya anda sendiri yang bisa menjawabnya. Masalah anda berdaya atau tidak berdaya bukanlah menjadi soal. Karena bidang yang anda pegang dan geluti ternyata berbeda-beda. Tapi dalam berbangsa ini sudahkah anda menjadikan diri sendiri sebagai pribadi yang merdeka ? Yang bisa menular kepada seluruh penduduk Indonesia ini ? Sehingga secara menyeluruh bangsa ini akan menjadi bangsa yang
"betul-betul merdeka".
Merdeka bukanlah budak. Merdeka adalah kebebasan (freedom), dan mereka yang merdeka tentu memiliki berbagai macam ciri dan perbedaan dari orang yang masih "terjajah". Sebenarnya saya bisa berpendapat bahwa merdeka adalah secara rohani dan jasmani. Bangsa ini hanya merdeka secara jasmani, belum secara rohani, belum secara mental. Bahkan kita sudah menghasilkan generasi pasca krisis moneter, ini bukan generasi emas, tetapi generasi transisi, sampai dengan sekarang. Generasi transisi inilah yang memenuhi 20-40 tahun bangsa ini, saya tidak yakin dengan stamina mereka menghadapi "imperialis halus" ini. Karena ciri dari orang merdeka adalah jauh sekali dari mereka. Lihat saja, tawuran yang terjadi, lihat saja upload video tak senonoh yang terjadi, lihatlah betapa keuletan mereka adalah sangat lemah. Saya mengatakan ini adalah karena bukan salah mereka, tetapi salah dari pemegang pemerintahan yang membiarkan bangsa ini terjerembab ke dalam jurang krisis yang menganga dalam, bahkan sangat dalam. Ciri orang yang merdeka lahir dan batin adalah berani, bangga dengan bangsanya, dan nasionalisme bahkan patriotismenya begitu tinggi. Menjadi pribadi bangsa Indonesia yang murni. Bukan bangsa jadi-jadian semacam sekarang ini. Ciri orang merdeka salah satunya adalah berdikari - berdiri di atas kekuatan kaki sendiri - bukan ditopang dengan berbagai macam kekuatan semu yang penuh pamrih (tendesius). Dan pamrihnya itu kita semua sudah paham. Kalau kita berkaca kepada diri sendiri, apakah kita sudah termasuk manusia yang merdeka ? Pertanyaan yang hanya anda sendiri yang bisa menjawabnya. Masalah anda berdaya atau tidak berdaya bukanlah menjadi soal. Karena bidang yang anda pegang dan geluti ternyata berbeda-beda. Tapi dalam berbangsa ini sudahkah anda menjadikan diri sendiri sebagai pribadi yang merdeka ? Yang bisa menular kepada seluruh penduduk Indonesia ini ? Sehingga secara menyeluruh bangsa ini akan menjadi bangsa yang
"betul-betul merdeka".
.......DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA.....
17 Agustus 2014....
17 Agustus 2014....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar