Saya - bukan kita - memang merasakan bahwa negeri ini merdeka sudah lama, hampir satu abad, (lebih tua dari umur saya sekarang) , kalau dibuat sebuah generasi barangkali sudah dua atau tiga generasi berlalu, Tetapi buah dari kemerdekaan ini yang Presiden Soekarno sebutkan merupakan "jembatan emas" menuju cita-cita bangsa (adil makmur dan sejahtera yang merata). Namun memang dalam perjalanan negeri ini banyak sekali rintangan dan hambatan yang disebabkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap negeri ini, hanya memikirkan diri sendiri dan golongan (dalam hal ini barangkali partai), dengan tindakan yang kurang terpuji - korupsi dan kolusi - dan yang sangat membuat saya khawatir adalah menjadi "pelayan bangsa asing" yang membuat mereka seperti "benalu", yang tidak mungkin menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang maju. Mana ada tumbuhan yang terkena benalu akan tumbuh subur ?, dan benalu memang sangat mirip dengan pohon inang. Berbeda dengan benalu yang sesungguhnya bahwa benalu yang dilakukan oleh "pelayan asing" adalah bukan untuk tumbuh dirinya sendiri melainkan untuk melanggengkan jalan dari "tuannya". Ini sudah lama terjadi, yang lagi-lagi Bapak Proklamator merasa khawatir akan terjadinya neo kolonialisme dan neo liberalisme. Sayang, kekhawatiran beliau sudah terjadi, dan apa yang dilakukan pemerintah memang sampai saat ini belum memuaskan, dan kita tahu mereka kerja, dan berusaha membuang benalu-benalu ini, koruptor (dengan KPK nya), tetapi memang lagi-lagi belum memuaskan hasil kerja mereka. Ini menjadikan kita memang setiap tanggal 17 agustus memperingati kemerdekaan negeri ini, sejatinya memang hanya sekedar seremonial saja - lha kenyataannya yang merdeka belum banyak kok - dan yang merasakan kesejahteraan di negeri ini hanya sedikit orang. Jauh dari kata merata. Padahal bangsa ini begitu besar sumber daya alamnya, yang jelas-jelas akan mampu membiayai semua orang Indonesia bila diatur dan dikelola dengan baik. Jembatan emas, itu apakah memang sudah dilupakan ataukah memang hanya berpindah dari kolonialis yang satu ke kolonialis yang lain. Apakah anda merasa sudah merdeka ? Apakah itu hanya perasaan anda saja ?
KORUPTOR MEMANG MUSUH UTAMA, DAN BENALU ADALAH MUSUH DALAM SELIMUT
Kalau menangkap koruptor memang sudah ada lembaganya KPK, bagaimana dengan menangkap para "pelayan asing" yang ingin menjadikan bangsa ini menjadi miskin...? Ini yang menjadi PR buat pemerintahan mendatang. Musuh utama memang koruptor dan kita sudah tahu cara memeranginya, bagaimana dengan musuh dalam selimut ini, yang bahaya dan "sepak terjanganya" tidak lebih kecil dari para koruptor. Sayang mereka adalah sangat licin dan halus dalam "berfusi" dengan pemerintah, jabatan yang sering diberikan kepada mereka kok yang biasanya yang strategis - sekitar ekonomi dan keuangan - yang membuat kebijakan sering tidak memihak rakyat, tapi malah memberikan jalan yang lebar dan mulus bagi tuan-tuan mereka. Membuat bangsa ini menjadi dari bangsa ketimuran, menjadi bangsa yang liberal. Dan tambah jauh untuk merasakan kemerdekaan yang hakiki. Jembatan emas yang tidak dimanfaatkan dengan baik, malah ditelikung oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan menjadi "kolonialis" bagi bangsa sendiri, dengan mengkhianati bangsa sendiri demi ego dan tuan-tuan yang mereka layani.
SOLUSI
Rakyat kecil seperti saya memberikan solusi hanya berdoa dan menggukan hak pilih yang baik dalam pemilu, agar bisa menjadikan pemimpin yang amanah dan bisa membuang duri-duri dalam daging negara ini. Harapan ini memang tulus, bukan memvonis, bukan menghujat. Adalah PR dari pemerintah mendatang yang bisa menjadikan bangsa Indonesia "BENAR-BENAR MERDEKA" bukan seperti yang terjadi seperti saat ini. Semoga menjadi pemikiran bersama.
NB:
Boleh anda lihat di wikipedia link ini. Tentang Mafia barkeley dan oknum-oknum yang serupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar