Senin, 28 Desember 2020

PERJALANAN PANJANG BANGSA INDONESIA

 SEJARAH YANG PERNAH KALIAN LUPAKAN

Indonesia merdeka tahun 1945 dan banyak yang mengatakan bahwa bangsa Indonesia dijajah Belanda (VOC) selama tiga ratus lima puluh tahun atau tiga setengah abad. Adakah ini tidak terdengar janggal oleh anda? Fakta dan data sejarah memang Belanda dengan VOC nya bercokol di Hindia Belanda kurang lebih selama tiga ratus lima puluh tahun. Akan tetapi adakah Indonesia sudah ada waktu itu? Belum ada dan Indonesia baru disebutkan secara serentak pada waktu Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Nah kalau memang kita hitung mulai ada Indonesia sejak saat itu berarti kita hanya dicengkeram Belanda selama kurang lebih empat belas tahun saja. Pun demikian dalam mencoba menjajah Nusantara - pra Indonesia - apakah benar-benar Belanda melalui VOC menguasai kendali secara mutlak? Ternyata tidak, perlawanan tidak pernah surut dari jaman Portugis datang tahun 1511 hingga Jepang mengkanvaskan VOC pada tahun 1942. Negeri ini adalah negeri pejuang, jadi tidak pernah terjajah secara total, dan bukti nyata di lapangan adalah bahwa tidak ada satupun daerah yang betul-betul menjadi "Belanda", termasuk di Depok pun tidak seperti kebanyakan jajahan Belanda seperti Suriname - yang berbahasa Belanda - jadi kita tidak boleh merasa minder dengan sebutan negeri jajahan VOC atau Jajahan Belanda, pada kenyataanya BUKAN negeri jajahan akan tetapi negeri JIHAD melawan penjajah termasuk Inggris, Perancis, Portugis, Sepanyol dan Belanda. Kita tidak pernah menjadi seperti mereka dalam kebudayaan ataupun dalam kesehariannya, bangsa ini tetap saja menjadi Bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku dan masih saja terlihat ciri asli dari suku-suku di Indonesia. Kalau mau mengatakan nama Indonesia dicengkeram Belanda hanya kurang lebih empat belas tahun, itu pun belum mendklarasikan diri sebagai Negara Republik Indonesia. Artinya Belanda hengkang dari bumi pertiwi tahun 1942 dan kita merdeka tahun 1945. Indonesia pernahkah dijajah? Oh ternyata tidak. Ini perlu dicatat dalam pemikiran dan mindset semua bangsa ini. Sejarah yang membuat diri bangsa ini menjadi minder karena disebut terus pernah dijajah Belanda Kompeni selama 350 tahun, yang ternyata dengan hitungan yang sangat sederhana dan semua orang pastilah paham bahwa NKRI tidak pernah dijajah Belanda, kalau diserang oleh Sekutu dan NICA memag pernah, itulah mengapa Belanda sampai saat ini tidak pernah mengakui kemerdekaan NKRI yang bertanggal 17 Agustus 1945. Mengapa demikian? Menurut pakar sejarah bila Belanda mengakui kemerdekaan NKRI tanggal 17 Agustus 1945 maka Belanda akan menjadi Penjahat Perang dengan melakukan Agresi dua kali kepada negara yang "berdaulat" NKRI ini pada tahun 1948. Penjahat perang bukan sesuatu yang terhormat bagi pergaulan di dunia ini. Dan kita dicekoki dengan hal-hal yang membuat kita minder, negeri bekas jajahan Belanda. Tidak benar NKRI bukan jajahan Belanda, mereka menjajah Hindia Belanda (India Timur), bukan NKRI yang merdeka tahun 1945. Lalu yang dicoba dijajah adalah kerajaan dan kesultanan yang telah merdeka berabad-abad di Nusantara ini, apakah mereka para kerajaan dan kesultanan dijajah VOC? Sebagian ya dan kebanyakan tidak. Keterangan yang bisa saya jelaskan mengenai bangsa yang diajajah oleh bangsa lain tidak terdapat pada bangsa Indonesia ini apalagi NKRI. Kita bisa melihat Australia dengan pribumi Aborigin, Selandia Baru dengan pribumi Maori, dan Amerika dengan suku pribumi Indian. Nah contoh negara yang terjajah dengan nyata bisa dilihat dari ketiga tempat tersebut. Budaya boomerang sudah tidak dijumpai dengan bebas dan bahkan Orang Aborigin tidak diperlakukan seperti sang penjajah, kabar yang terdengar mereka seperti ditempatkan disuatu cagar budaya. Dan kesempatan untuk memperoleh hak dan kesempatan menjadi hal yang mustahil untuk sebagian besar orang Aborigin. Lihat juga orang Amerika dan Orang Selandia Baru, bukankah tidak seperti orang Jawa, Sunda, Batak, Maluku, Papua, Minang dan lain sebagainya? Apa yang membedakan kita dengan bangsa yang benar-benar terjajah? Jati diri bangsa ini masih melekat hingga saat ini. Saya orang Jawa masih berbudaya, berbicara dan bahkan makan masakan orang Jawa, demikian yang Sunda, Minang dan semua suku bangsa di negeri ini. Tidak pernah ada yang terjajah dengan total. Yang terjadi memang NKRI kita pernah diserang oleh Sekutu dan Belanda. Sekutu dengan peristiwa 10 Nopember 1945 dan Belanda dengan dua agresinya tahun 1948. Kalau saya mengatakan mereka adalah penjahat perang. Itulah mengapa bangsa ini dibenci oleh bangsa penjajah. Mengapa? Karena darah bangsa ini adalah darah petarung yang sungguh ajaib, orang-orang kulit putih berusaha menguasai dan menjajah bangsa ini namun tidak pernah berhasil, Bukti sudah saya sebutkan di atas perbedaan bangsa yang terjajah dan bangsa yang bertempur untuk mempertahankan dirinya. Saya mengatakan cikal bakal NKRI telah berjihad dari tahun 1511 hingga tahun 1942. Jadi anda harus menegakkan kepada dan jangan minder dengan kegagahan nenek moyang kita yang ternyata mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dan nyali yang sedemikian besar. Kalau kita melihat Nusantara ini, termasuk Jawa di dalamnya maka bisa saya mengatakan bahwa bangsa ini sudah sangat maju peradabannya ditandai dengan kita mempunyai HURUF (alphabet) sendiri. Ketika bangsa ini sudah mempunyai huruf sendiri maka negara Eropa belum mempunyai huruf dan angka sehingga kedatangan bangsa Romawi. Sementara itu negeri Nusantara telah mempunyai huruf dan tentu saja bahasa sendiri. Saya menulis panjang lebar begini sebenarnya hanya untuk mengingatkan diri kita semua bahwa kita bukan bangsa pecundang, akan tetapi bangsa unggul yang terlalu baik sehingga niat licik dan jahat kaum imperialis kita tidak mencurigainya. Bangsa yang cinta damai ini ditipu dan berusaha dipaksa menjadi budak jajahan mereka, dan ternyata mereka tidak pernah berhasil.

TULISAN DAN SEJARAH YANG DISELEWENGKAN

Apakah bangsa penjajah diam dengan "kekalahan hakiki" meerka? Tidak, mereka tidak bisa tinggal diam dengan alot dan digdayanya bangsa ini dalam memberontak dan mempertahankan tanah tumpahdarahnya. Yang dilakukan oleh mereka adalah taktik adu-domba dan politik belah bambu dengan memanfaatkan para pengkhianat yang oleh orang jawa disebut sebagai londo ireng (belanda hitam, KNIL, marsose), dan dari bangsa Cina yang di sebut Po An Tui. Mereka bahkan lebih keji dan kejam daripada pasukan Belanda sendiri. Dengan politik yang busuk dan tidak berperikemanusiaan pun Belanda tetap tidak pernah berhasil menundukkan bangsa ini. Sehingga mereka banyak mengarng buku yang jelas-jelas mendiskreditkan sejarah kegemilangan bangsa ini. Salah satu yang terkenal adalah bahwa bangsa ini dijajah selama 350 tahun. Yang benar adalah Belanda bersuaha selama lebih dari tigaratus tahun untuk menjajah bangsa ini, yang berhasil dikuasai hanya para antek dan pengkhianat saja. Bangsa ini secara umum adalah Berjuang dalam bahasa Islam disebut Berjihad selama lebih dari tigaratus lima puluh tahun. Kemudian Belanda memanfaatkan para misionaris dan zendingnya untuk berperang urat syaraf hingga bangsa inipun ada yang beralih agama menjadi Kristen Protestan, Katholik dan keluar dari Islam atapun Himdu-Budha. Dan jumlahnya hanyalah sedikit dibandingkan dengan mereka yang masih original mengikuti agama aslinya yakni Hindu-Budha dan kemudian Islam. Penyelewengan sejarah ini memang disengaja untuk membuat nyali penerus para pejuang ini menjadi ciut. Sehingga seolah-olah kita dipencundangi mereka, padahal kenyataannya bangsa ini baik-baik saja, malah bisa saya katakan lebih "tertindas" oleh bangsanya sendiri kalau yang saya rasakan saat ini. Banyak babad, sejarah, serat, legenda bahkan data-data yang berhubungan dengan kegemilangan dan kejayaan atau minimal kegigihan bangsa ini, yang diputarbalikkan. Yang paling tenar adalah perang Diponegoro (1825-1830) yang mereka katakan Diponegoro kalah dengan sistem benteng. Padahal hanya terdesak saja dan belum kalah akan tetapi karena kelicikan Belanda lah yang mengajak perundingan sehingga ketika ditangkap Beliau tidak melawan, karena memang tidak ada ceritanya Pangeran Diponegoro membunuh lawan rundingnya. Belanda bangkrut kurang lehih 25 juta gulden atau sekitar sepuluh tahun pendapatan Belanda waktu itu. Sultan Hasanudin di Sulawesi dikalahkan dengan cara yang sama, Tuanku Imam Bonjol pun di-adudomba dengan kaum adat. Dan sejarah yang kelam mereka tidak diceritakan, yang mereka ceritakan adalah kemenangan mereka, padahal kita tahu mereka menangpun dengan cara yang curang. Yang terbesar dari penyelewengan sejarah adalah yang dilakukan oleh Christian Snouck Hurgronje, karena menjadi kaum muslimin palsu bernama Abdul Ghofar dan memperdayai bangsa ini, hingga akhirnya Belanda berhasil mengalahkan Aceh pada awal abad 19. Kalaulah Aceh yang disebut sebagai Indonesia maka bisa dikatakan bahwa Belanda "menjajah" bangsa ini hanya sekitar 40 atau 50 tahun saja, bukan 350 tahun. Dan Aceh pun tidak pernah terjajah secara mutlak, karena suku dan adat, agama rakyat Aceh masih lestari hingga detik ini. Peperangan pemikiran mereka Belanda lakukan hingga detik ini. Bahkan Belanda sampai detik ini belum mengakui kemerdekaan NKRI, 17 Agustus 1945 itu. Yang mengherankan adanya Dubes di kedua negara. Apakah Belanda mengakui NKRI yang merdeka melalui KMB (Konferensi Meja Bundar)? Entahlah, karena KMB terjadi setelah Belanda melakukan dua Agresi. Masuk akal kemerdekaan yang mereka "berikan" pastilah dengan tidak ikhlas setelah adanya KMB tersebut. Bisa anda googling syarat-syarat dan ketentuan KMB yang ada hubungan dengan "pemberian kemerdekaan" NKRI tersebut. Lagi-lagi ini adalah penyelewengan sejarah yang dilakukan kaum imperialis. Sudah saatnya bangsa ini melihat sejarah yang benar, ayo kita gali, ayo kita sadari bahwa NKRI ini adalah bangsa yang merdeka dari sebelum NKRI maupun setelahnya. Jadi karangan-karangan yang bertujuan menjatuhkan mental bangsa ini harus segera diluruskan. Banyak pakar sejarah yang lahir dari bangsa ini, semoga mereka segera memberi pencerahan tentang apa yang sejatinya terjadi dibalik isu "dijajah selama tiga setengah abad" tersebut. 

SOLUSI

Membicarakan ini bukan berarti kita memusuhi mereka - kaum imperialis secara personal - akan tetapi memusuhi apapun yang dilakukan dalam rangka memaksakan kehendak dan merampas hak sebagai bangsa merdeka. Dan ada dua ras penjajah di dunia ini yakni ras kulit putih dan ras kulit kuning. Dan keduanya sudah berusaha menjajah bangsa ini. Hal yang mengganggu saya adalah bahwa penjajahan secara fisik memang kita tidak lagi, akan tetapi penjajahan secara pemikiran, ekonomi dan kebudayaan, rasa-rasanya mereka tidak akan pernah melepaskan kita. Penjajah kita dari Asia adalah Jepang dan dari Eropa : Belanda, Perancis, Inggris, Portugis dan Sepanyol. Produk-produk mereka bukankah tidak asing bagi kita? Kendaraan, kosmetik, elektronik dan sistem pendidikan, sistem pemikiran dan masih banyak kebudayaan mereka yang kita telan dengan tanpa perhitungan. Kita belum sepenuhnya merdeka bukan? Kekinian bangsa ini sekali lagi sedang dicoba dianeksasi secara ekonomi dan jerat hutang oleh Cina. Untuk lebih jelasnya anda bisa melihat, googling, merasakan sendiri - karena berada dalam jaman kita sekarang ini - bahwa kita dibuat tidak bisa lepas dari mereka. Mereka mungkin tidak invasi secara militer akan tetapi secara ekonomi pastilah mereka rencanakan dengan jerat hutang dan pembangunan infrastruktur. Di tambah lagi Cina diaspora ternyata menjadi sesuatu yang mengganggu di negeri ini. Solusi untuk merdeka adalah jangan beli produk mereka secara berangsur, setelah ekonomi rakyat pribumi kuat maka jangan beli produk mereka secara total. Bukankah banyak dari mereka yang mempunyai gerai-mart-pabrik yang mempekerjakan pribumi? Itulah ketika mereka sudah bangkrut dan gulung tikar KITA BELI. Dan karyawan tetap tidak usah dipindahkan biasa saja, kepemilikan saja yang berpindah dan Cina diaspora kepada Konglomerat Pribumi. Ini bukan pemikiran radikal akan tetapi ini pemikiran rasional, bagi yang sudah tidak betah lagi dengan kondisi pribumi yang selalu terpinggirkan dan selalu menjadi obyek pasar dan obyek suara dalam pemilu. Berpikir sedikit saja, belilah apapun dari warung saudara kita - terlihat lebih mahal akan tetapi uang belanja kita bisa menguatkan mereka - keuntungannya kita kadang bisa kasbon dan utang. Pasar tradisional harga bisa kita tawar, Kalau kondisi warung dan pasar tradisional belum bagus adalah tugas dari pemerintah setempat untuk memperbaikinya. Dan bila sebagian besar dari kita menyadari kekuatan kita yang sesungguhnya maka kita akan merdeka sekali lagi. Kalau anda pernah melihat - atau coba cari di internet - konglomerat di negara mana saja pastilah mayoritas adalah Pribuminya, mengapa di negara kita bukan? Apakah pertanyaan ini memecah belah NKRI? Apakah tidak pernah mengusik akal sehat anda? Apakah sebuah kejahatan membeli dari warung saudaranya? Apakah sebuah perusak persatuan bila pribumi ingin menjadi konglomerat di tanah nenek moyangnya sendiri seperti bangsa dan negara lain? Tidak perlu emosi dan tidak perlu adanya kekerasan untuk kita merdeka sekali lagi, bebaskan dulu cara pandang anda mengenai diri anda yang masuk dalam bangsa Indonesia ini. Berbicara SARA di tengah keragaman bangsa ini menjadi sebuah keniscayaan. Yang tidak diperbolehkan adalah menghina SARA, memecah belah SARA dan berbuat tidak adil atas nama SARA. Toleransi bangsa ini sudah khatam. Jadi jangan minder wahai saudaraku, kalian adalah calon konglomerat di NKRI ini, kalau kalian mau berpikir dan mau bersatu. Semoga tulisan singkat ini bisa menjadi bahan pemikiran bersama. 

Tidak ada komentar:

KRITIK BUKAN BERARTI BENCI

SUDAH DARI DULU SAYA KRITISI Bagi yang pernah membaca tulisan-tulisan saya dari mulai saya menulis di blog ini, pasti tahu dengan pasti saya...